Taman Kafe Asia Lotus

Lotus: Kafe Asia

Rasa Bali di Matsuyama

Taman Kafe Asia Lotus
Marcellina Ardyarini   - 3 min read

Pembaruan Editor (4 Januari 2012) : Kami baru saja mendengar bahwa restoran ini ditutup dan bangunannya akan dijadikan sebuah tempat pernikahan. Jika kamu memiliki informasi lebih jauh tentang ini, tolong tambahkan komentarmu di bawah ini.

-----

Dekat jaraknya dari Dogo, di atas bukit menuju Hakusuidai, ada sebuah pemandangan yang lain daripada yang lain. Di sana terdapat sebuah bangunan yang terlihat seperti bangunan tropis dengan sebuah pinggiran berumbai menggantung dari atapnya, sejumlah spanduk/umbul umbul terpasang di sana sini tidak seperti spanduk yang biasanya ada di Jepang, dan sejumlah tanaman hijau yang jarang terlihat. Ini adalah Kafe Asia Lotus, dan kafe ini terlihat asing karena kafe ini adalah salah satu dari 2 (dua) restoran Bali yang ada di Matsuyama.

Pemilik kafe, Ryota nagao, membanggakan bahwa dia tidak mau hanya menciptakan sesuatu yang “bergaya Bali”’ akan tetapi dia mau itu menjadi “100% Bali”. Bangunan dan furniture-nya sangat sesuai karena barang-barangnya dapat diimpor. Bangunannya sendiri ternyata merupakan rekonstruksi dari sebuah rumah peternakan Bali yang berusia 150 tahun. Akan tetapi mendapatkan 100% makanan dan pelayanan Bali di Jepang tampaknya tidaklah mungkin. Tidak berarti bahwa hal tersebut adalah hal yang buruk- makanannya masih disiapkan dengan sangat baik dan disajikan dengan alat makan yang indah yang bukan merupakan ciri khas restoran-restoran di Bali. Sayangnya cuaca di Jepang juga tidak seperti di Bali, dan di pertengahan musim dingin yang kelabu, sebuah bangunan tropis dan taman cukup memberikan kondisi tidak menyenangkan dengan suhu udara yang cukup menggigit dan mengganggu. Bagaimanapun juga apabila cuaca yang lebih cerah dan lebih hangat, kesan tropis sangat menyenangkan.

Untuk memasuki kafe ini, kamu melalui jalan masuk yang eksotis dan menaiki beberapa anak tangga yang bergaya pedesaan. Di sebelah kanan dan kirinya terdapat kolam dan patung-patung yang juga membentuk pemandangan dari jendela-jendela dari dalam kafe tersebut. Interior kafe tersebut mempunyai atap yang tinggi dengan balok kayu yang gelap, sementara furniture-nya adalah campuran dari kayu pohon besar, rotan, dan bambu. Di sana terdapat daerah untuk merokok dan daerah bebas rokok yang cukup terpisah untuk memuaskan mereka yang tidak merokok. Kamar kecilnya juga menyenangkan untuk dilihat, dengan keramik dari batu apung berwarna abu-abu gelap yang cantik, bak air dari porselen putih, dan kayu dari pohon besar.

Menu makanan menyajikan beberapa makanan favorit Bali seperti nasi goreng, gado-gado, lumpia basah, dan kari. Mereka yang pernah menghabiskan waktu di Bali mungkin mencari sate dan brem, tapi usaha tersebut akan sia-sia. Meskipun demikian, penawaran yang ada memberikan orang-orang Matsuyama sebuah rasa yang asli dari Bali. Pemiliknya dalah anggota dari Hime Vegi (http://hime-vegi.com/), sebuah organisasi yang mengembangkan hubungan antara produsen sayuran lokal dan konsumennya, Sehingga kamu dapat ikut merasa senang dengan mengetahui bahwa makan di kafe ini berarti kita mempunyai andil dalam menjaga kelangsungan usaha petani lokal.

Ketika kamu selesai makan, kamu dapat berjalan santai menyebrangi kolam yang cukup indah dan di bawah tangga akan mendapati toko dua cerita yang menjual bermacam-macam baju bali, peralatan makan, dekorasi dan furniture, Barang-barang tersebut ditawarkan dengan harga-harga yang masuk akal, khususnya bila mempertimbangkan kelangkaannya di Matsuyama. Tepat di depan kafe ini disediakan lahan bebas parkir yang luas.

Marcellina Ardyarini

Marcellina Ardyarini @marcellina.ardyarini