Jika Anda hanya pernah membayangkan Tokyo sebagai kota besar dan modern yang padat penduduk hingga tak ada ruang untuk aktivitas yang berbau alam sama sekali, maka Anda perlu membaca artikel ini sampai habis.
Belum lama ini, saya mendapatkan kesempatan untuk menjelajahi suatu daerah di Prefektur Tokyo bagian barat yang masih tergolong pelosok tapi menawarkan beragam atraksi dan aktivitas yang berhubungan dengan alam. Daerah ini dikenal dengan nama daerah Tama, dan dalam artikel ini, saya akan membahas tempat-tempat menarik di tiga desa yang telah saya kunjungi—Hinohara, Akiruno, dan Hinode. Cara terbaik untuk mengunjungi area ini adalah dengan menggunakan kereta yang menuju ke Stasiun Musashi-Itsukaichi di Jalur Chuo, hanya 60 menit dari Stasiun Shinjuku dan 90 menit dari Stasiun Tokyo. Selain terdapat banyak bus umum dan taksi di sekitarnya, di Stasiun Musashi-Itsukaichi tersebut Anda juga akan disambut dengan adanya Tokyo Urayama, toko swasta yang menawarkan bantuan untuk para pengunjung yang ingin mengenal daerah Tama dengan lebih baik. Di sana, kalian bisa menitipkan koper, menyewa sepeda dan peralatan, dan menikmati hidangan yang dibuat dari hasil panen lokal. Tuan Kenji Jinno, sang pemilik, sangat mengenal sejarah dan kebudayaan lokal dengan baik dan akan melakukan segala hal untuk memastikan para pengunjung pulang dengan pengalaman dan kenangan yang tak terlupakan.
Selama berada di daerah ini, saya benar-benar lupa kalau saya masih berada di wilayah Tokyo karena apa yang saya lihat sangat jauh berbeda. Tokyo selama ini dikenal ramai dan padat orang, sementara daerah Tama ini benar-benar sepi penduduk. Menemukan ruang terbuka hijau di tengah Kota Tokyo sama sekali tak mudah, tetapi di sini, Anda akan dikelilingi oleh alam yang indah, lengkap dengan air terjun, hutan rimbun, pemandian air panas alami, dan kekayaan budaya lokal.
Hinohara Mura
Hinohara Mura, satu-satunya tempat di Tokyo yang bisa disebut desa, terletak di pusat daerah Tama. Setiap musim, desa ini selalu semarak dengan berbagai acara dan penuh warna dengan keindahan alamnya, mulai dari warna pink di musim semi hingga warna hijau di musim panas, merah menyala di musim gugur, dan putih bersih saat salju turun. Ada banyak kesempatan bagi para pengunjung untuk berinteraksi dengan alam sekitar, mulai dari mengikuti kegiatan pembuatan udon yang unik di atas gunung hingga menyusuri air terjun dan jalanan curam di sepanjang desa.
Salah satu tempat di Hinohara yang tak boleh dilewatkan adalah Kafe Shu Un yang menyatu dengan kuil. Di sini, pengunjung bisa menikmati pemandangan matahari terbenam di antara pegunungan sambil mendengarkan bunyi lonceng kuil yang menambah syahdu suasana. Pengunjung juga bisa menyesap teh hijau dan menggigit wagashi, camilan manis khas Jepang, sambil bersantai menikmati pemandangan taman batu khas Jepang di kuil tersebut.
Penginapan Kabutoya
Di tengah-tengah alam ini, Penginapan Kabutoya menawarkan pelayanan yang tak ada habisnya di akomodasi tradisional bergaya khas Jepang ini, ditambah dengan sentuhan inovatif dan perhatian pada para tamu. Tuan Keiyu Okabe yang mengelola penginapan tersebut juga seorang penggiat wisata alam dan salah satu anggota penggerak kegiatan jalan santai di hutan. Berjalan-jalan di tengah alam bebas terbukti secara ilmiah dapat mengurangi stres, menenangkan pikiran, dan meremajakan tubuh.
Sake
Daerah ini juga terkenal dengan adanya enam tempat pembuatan sake yang telah memproduksi sake berkualitas tinggi sejak dahulu kala. Beberapa tempat pembuatan sake tersebut bahkan sudah ada sejak tahun 1800-an, dengan yang tertua, Tempat Pembuatan Sake Ozawa, didirikan di tahun 1702. Empat dari enam tempat pembuatan sake ini juga menyelenggarakan tur yang memperlihatkan proses pembuatan minuman beralkohol khas Jepang ini. Anda juga bisa mencicipi dan mempelajari empat jenis utama sake, yang dibedakan berdasarkan aroma dan rasa.
Shoyu
Shoyu atau kecap asin bisa dibilang sebagai salah satu bahan utama masakan Jepang yang paling sering digunakan di dunia. Shoyu sendiri pertama kali masuk ke Jepang dari China sekitar 800 tahun yang lalu dan terdaftar sebagai Warisan Budaya UNESCO. Bahkan, ada juga Hari Shoyu yang dirayakan setiap tanggal 1 Oktober. Di sini di Kondo Jozo Shoyu, seorang takumi (pengrajin dengan keterampilan luar biasa) generasi ketiga akan memandu tur pabrik dan menjelaskan rahasia di balik saus serbaguna satu ini. Selain itu, Anda juga bisa membuat shoyu botol sendiri dengan mengikuti workshop.
Jadi, apa lagi yang Anda tunggu? Kunjungi dan jelajahi kekayaan wisata alam dan budaya daerah Tama, yang hanya berjarak 60 menit perjalanan dari Stasiun Shinjuku dan 90 menit dari Stasiun Tokyo.