Akiyama bersaudara, Saneyuki dan Yoshifuru, dari Matsuyama memainkan peran penting dalam sejarah Jepang ketika negara ini bangun sebagai sebuah kekuatan dunia di Periode Meiji, Mereka mungkin akan heran mengetahui bahwa peran mereka masih berlanjut hingga saat ini.
Dua bersaudara yang lahir di wilayah Matsuyama, Provinsi Iyo, merupakan anak-anak dari seorang samurai yang miskin.Yoshifuru dilatih sebagai seorang anggota kavaleri, sementara Saneyuki dalam masa mudanya mempelajari literatur bersama dengan teman masa kecilnya, penyair terkenal Masaoka Shiki, Bagaimanapun juga, karena kurangnya dana Yoshifuru memerintahkan adiknya untuk pergi ke Akademi Angkatan Laut di Tsukiji, Tokyo. Setelahnya, dua bersaudara tersebut menjadi ahli yang terkemuka di bidang mereka masing-masing, mengambil bagian dalam peperangan dan berperan dalam diplomasi Jepang di dunia.
Akiyama bersaudara digambarkan di dalam novel Saka no Ue no Kumo yang ditulis oleh Shiba Ryotaro yang aslinya diterbitkan berseri dari tahun 1968 sampai tahun 1972. Novel ini dibuat menjadi serial drama TV NHK selama 3 tahun yang ditayangkan dalam 13 episode dari tahun 2009 hingga tahun 2011. Novel dan bagian-bagiannya merupakan dasar dari sebuah proyek yang diinginkan oleh Gubernur Matsuyama selanjutnya, dia adalah Tokihiro Nakamura yang sekarang menjabat sebagai Gubernur Prefektur Ehime. Dengan proyek itu Nakamura bercita-cita untuk membuat Matsuyama sebagai pusat selama masa pembuatan film. Selain itu Nakamura juga bercita-cita untuk menjadikan Matsuyama sebagai sebuah magnet untuk pengunjung yang ingin menikmati nostalgia Periode Meiji, Sebagai bagian dari proyek ini, pada tahun 2005 rumah kelahiran Akiyama bersaudara dibangun ulang di tempat aslinya. Rumah itu bersebelahan dengan tempat berlatih seni beladiri, dengan perunggu-perunggu milik mereka di halaman.
Rumah yang dibangun ulang tersebut terlihat sangat baru dan bangunan-bangunan modern di sekitarnya mengurangi atmosfer Periode Meiji yang seharusnya. Akan tetapi pohon ara dan pohon delima ditanam untuk mewakili hal-hal yang menjadi favorit dari 2 anak itu. Kedua pohon itu ditanam di sebelah sumur, tepat di tempat pohon yang asli dulu pernah ada. Di pojokan kecil ini kamu dapat membayangkan anak-anak samurai yang bertumbuh besar dalam keadaan yang terbatas tapi membanggakan. Kamu dapat juga pergi ke dojo sebelah dan menikmati garis tradisi bela diri yang tidak rusak.
Pegawai yang dipimpin oleh Mr. Mito yang ramah sangat detail dalam menjelaskan semua hal mengenai Akiyama bersaudara dan mengenai Matsuyama di jaman mereka dahulu. Kami duduk di bawah naungan patung setengah badan dari Saneyuki dan lama berdiskusi dengan bahasa Jepang mengenai hubungan sejarah Jepang dan Inggris dan hubungan di antara kedua negara tersebut pada saat ini. Salah satu dari dua wanita pemandu menanyakan kemana saya akan pergi setelah ini. Ketika saya menyatakan bahwa saya akan pergi ke makam tentara-tentara Rusia, dia memberikan sebuah ulasan menarik dan juga seluk beluk mengenai tempat itu.
Mr. Vito mengajak saya untuk meletakan tangan di patung Saneyuki agar menjadi lebih pintar. Dengan melihat kerusakan di atas tangan patung tersebut membuktikan bahwa banyak banyak orang berpikir bahwa hal tersebut patut dicoba. Mr. Mito meyakinkan saya bahwa ini adalah sebuah "titik kekuatan", tapi saya akui bahwa saya sendiri tidak merasakan kekuatan itu.
Apabila kamu mengunjungi Istana Matsuyama atau Ropeway Gai (dan kamu harus!), tempat kelahiran Akiyama yang kita bicarakan di atas berjarak sangat dekat dari tempat itu dan hanya perlu berjalan sedikit saja. Adalah sangat penting untuk melihat patung-patung, foto-foto tua, dan pohon buah-buahan itu. Dan jika kamu berbicara dalam bahasa Jepang, walaupun hanya sedikit saja, kamu akan mendapatkan teman dengan cepat di antara pemandu-pemandu di sana.