Tak salah jika menyebut O-Shagatsu atau perayaan Tahun Baru sebagai momen paling penting di Jepang. Ada banyak hal yang harus dilakukan pada hari libur tahunan ini, dari menyaksikan terbitnya matahari pertama di tahun yang baru hingga berbagi mimpi pertama dan mencari makna kehidupan secara lebih dalam. Jadi, wajar saja jika makanan lezat tak boleh dilewatkan dan juga mempunyai andil yang besar dalam perayaan tersebut.

Di semua daerah di Jepang, Anda akan menemukan berbagai macam o-sechi (hidangan Tahun Baru khas Jepang), yang memiliki makna dan simbol tersendiri. Mau itu membeli atau membuat o-sechi sendiri, tradisi tersebut sudah ada sejak ratusan tahun lalu.

Order yours early if you want to enjoy some o-sechi.
Order yours early if you want to enjoy some o-sechi. (Photo: Pesan o-sechi lebih awal agar tak kehabisan! – 7'o'7 / CC BY-SA 3.0)

Sejarah

Tradisi o-sechi dimulai di Zaman Heian (794-1185 M) dan merujuk pada salah satu festival musiman di Pengadilan Kekaisaran Kyoto. Karena pada zaman tersebut masyarakat Jepang tidak boleh memasak selama tiga hari pertama di awal tahu, o-sechi pada awalnya hanya berupa sayuran rebus (nimono) yang diasinkan dengan kecap asin, mirin, dan gula.

Traditional homemade o-sechi is a treat.
Traditional homemade o-sechi is a treat. (Photo: O-sechi tradisional buatan sendiri sungguh luar biasa! – Ocdp / CC0 1.0)

Namun, o-sechi kini telah berkembang dan terdiri dari berbagai macam jenis makanan. Anda bisa menggunakan seiyo-sechi yang merujuk pada o-sechi ala Eropa atau chousen no o-sechi yang merujuk pada o-sechi ala Korea. Bahkan, toshi-koshi soba (soba panjang umur)—hidangan mie soba kenyal—dan o-zoni—sup tahun baru dengan potongan mochi—sekarang juga bisa disebut o-sechi.

O-sechi

O-sechi tradisional sering kali disajikan dalam kotak bertingkat yang disebut jubako. Ada juga keluarga yang kini menyajikannya dalam piring besar, dengan wadah terpisah untuk setiap hidangan o-sechi.

Daripada membahas semua hidangan o-sechi yang banyak macamnya dan berbeda-beda di setiap daerah, yuk pelajari beberapa hidangan o-sechi klasik berikut ini:

  • Daidai (橙/ だいだい): Daidai merupakan jeruk pahit yang melambangkan harapan untuk anak-anak. Jika ditulis dengan kanji yang berbeda (代々), daidai memiliki arti “turun-temurun”.
  • Date​maki ​​​​​​(伊達巻 / だてまき): Telur gulung manis yang dicampur dengan pasta ikan atau udang ini menyimbolkan harapan akan masa depan yang sejahtera.
Datemaki is a sweet treat.
Datemaki is a sweet treat. (Photo: Datemaki yang manis. – Ocdp / CC0 1.0)
  • Kamaboko (蒲鉾/ かまぼこ): Irisan otak-otak ikan kukus berwarna merah dan putih yang disusun berpola ini merupakan simbol perayaan yang merepresentasikan matahari terbit.
Kamaboko arranged colorfully.
Kamaboko arranged colorfully. (Photo: Kamaboko yang disusun sesuai warna. – Ocdp / CC0 1.0)
  • Kazu no ko (数の子/ かずのこ): Potongan telur ikan hering ini merupakan hidangan o-sechi yang sangat cocok disajikan bagi pasangan suami istri yang berharap memiliki banyak anak dan keluarga yang sejahtera. Kazu sendiri memiliki arti “banyak”, sementara ko berarti “anak”.
  • Konbu (昆布/ こんぶ): Nama jenis rumput laut yang tebal ini mirip dengan kata yorokobu, yang memiliki arti “kegembiraan”.
  • Kuri kinton (栗金団/ くりきんとん): Manisan kastanye yang dicampur dengan ubi manis tumbuk ini melambangkan kesejahteraan finansial selama satu tahun ke depan.
Kuri kinton is a favorite of this author.
Kuri kinton is a favorite of this author. (Photo: Kuri kinton, menu favorit penulis. – Ocdp / CC0 1.0)
  • Kuro-mame (黒豆/ くろまめ): Mame juga bisa diartikan “kesehatan”, karena itulah, kedelai hitam ini diharapkan dapat membawa kesehatan di tahun yang baru ini.
  • Kohaku-namasu (紅白なます/ こはくなます): Salad sayur berwarna merah dan putih ini terbuat dari lobak dan wortel yang diasinkan dengan cuka manis dengan tambahan rasa jeruk yuzu yang menyegarkan.
  • Tai (鯛/ たい): Nama ikan air tawar berwarna merah yang cukup populer ini mirip dengan kata medetai. Oleh karena itu, ikan tai dalam o-sechi ini menyimbolkan peristiwa penting.
Time for some delicious tai fish!
Time for some delicious tai fish! (Photo: Nikmati lezatnya rasa ikan tai! – 松岡明芳 / CC BY-SA 3.0)
  • Tazukuri (田作り/ たづくり): Ikan sarden kering yang diolah dengan kecap asin ini melambangkan harapan agar mendapat hasil panen yang berlimpah. Kanji dari tazukuri ini secara harfiah berarti “pembuatan sawah” karena ikan berukuran kecil ini dulunya digunakan untuk menyuburkan tanah.
  • Ebi (海老/ えび): Ebi atau udang Jepang ini merupakan hidangan o-sechi yang populer dan sering digunakan. Karena sungut udang yang panjang dan bentuknya yang melengkung tersebut menyerupai punggung orang tua, maka ebi dijadikan simbol dari harapan panjang umur.
  • Nishiki tamago (錦卵/にしきたまご): Rolade telur yang putih dan kuning telurnya dipisahkan dulu sebelum dimasak ini melambangkan kekayaan. Alasannya, warna kuning telur tersebut merepresentasikan emas, sementara warna putihnya merepresentasikan perak.

Susunan O-sechi

Berdasarkan budaya, cara penyajian jubako sama pentingnya dengan makna hidangan o-sechi itu sendiri. Jika mengikuti sejarah yang ada, kotak-kotak pernis ini lazimnya berwarna hitam di bagian luarnya dan berwarna merah terang di bagian dalamnya. Kotak-kotak ini sendiri merupakan metafor untuk membangun kegembiraan di tahun yang baru. Jumlah tumpukan jubako yang paling tepat masih diperdebatkan oleh para pakar o-sechi. Beberapa orang berpendapat kalau empat tumpukan akan merepresentasikan masa depan yang cerah di setiap musim. Beberapa lainnya juga berpendapat kalau empat merupakan angka sial, sementara tiga merupakan lambang dari kesempurnaan.

Susunan dan angka untuk setiap hidangan di dalam kotak jubako juga perlu diperhatikan!

Hidangan-hidangan tersebut harus disusun berdasarkan cara pengolahannya (direbus, dipanggang, dan lain sebagainya). Tak kalah penting, setiap hidangan juga harus disusun dengan cantik dan berseni. Tata letak jubako kebanyakan berbentuk kotak ataupun belah ketupat—dan tak boleh ada celah di antara hidangan-hidangan tersebut.

Look at the artistry.
Look at the artistry. (Photo: Sangat berseni! – Misogi / Public Domain)

Namun, Anda lah yang menentukan o-sechi yang akan Anda nikmati ini. Entah itu menggunakan jubako tradisional atau memesan sekotak pizza yang berisikan harapan untuk tahun baru, Anda tetap terhitung melaksanakan tradisi pembawa keberuntungan yang telah berlangsung secara turun-temurun ini.