Sirasagi-no Mai atau Tarian Bangau Putih adalah parade seremonial yang bermula sejak zaman Heian (abad ke-8 sampai ke-12) di Kyoto, namun diperkenalkan kembali pada tahun 1968 untuk merayakan ulang tahun Tokyo yang ke-100. Sekarang tarian ini dipentaskan beberapa kali dalam setahun, yakni pada hari Minggu kedua April serta Minggu ketiga November, yang merupakan Hari Budaya di Kuil Senso-ji di Asakusa.
Prosesi ini mencakup delapan penari yang didandani dengan kostum bangau rumit yang cantik, dengan riasan wajah menawan lengkap dengan eyeliner merah menyerupai burung sungguhan. Mereka juga ditemani tiga orang pendamping yang memiliki peran berbeda - seorang pemberi makan burung, pembawa tongkat berputar, dan pembawa payong serta sekelompok anak kecil penjaga, dengan iring-iringan berisi para musisi. Sang penjaga adalah sekumpulan anak-anak dari taman kanak-kanak setempat yang didandani dengan kostum zaman Heian yang seragam, yang memancarkan senyum berseri-seri sepanjang pementasan.
Parade ini bermula dari tengah-tengah area jalur pertokoan Nakamise, melintas memasuki gerbang Hozomon menaiki tangga menuju Kuil Senso-ji di mana para penari angsa membungkuk sebelum berlari ke dalam kuil. Lalu di sebelah kiri kuil sebuah lingkaran muncul mengelilingi para penari di mana mereka mementaskan tarian sesuai iringan musik para musisi. Para pembawa payung berdiri tangguh di tengah selagi para pemberi makan burung berlari mendekati para penari angsa untuk melemparkan pakan untuk mereka (yang terbuat dari kertas konfeti) sebelum kembali ke bawah payung. Para penari ini sangat cantik untuk ditonton, dan mereka terlihat anggun selagi bergerak menyerupai burung angsa dengan sayap-sayap yang dibentangkan dan satu kaki terangkat ke udara, bergaya seolah-olah sedang mematuk ke tanah.
Kalau anda berada di Tokyo pada hari-hari pementasan ini berlangsung, saya sangat merekomendasikan kunjungan ke Senso-ji untuk melihat parade cantik ini. Prosesi ini dipentaskan dua kali pada pukul 11 dan 2:30 siang (bisa berubah sewaktu-waktu) dan berlangsung sekitar 30-40 menit dari awal hingga akhir pementasan. Anda bisa mengambil tempat di pinggiran kuil, namun lingkaran untuk tarian utama belum akan tercipta sampai akhirnya ada orang-orang yang memulainya, dan biasanya mereka adalah orang-orang Jepang yang sudah terbiasa menyaksikan prosesi ini.
Inilah salah satu kesempatan sempurna untuk melihat tarian tradisional dari 1000 tahun silam yang sebenarnya bisa saja sudah punah termakan waktu.
Info lebih lanjut
Cari tahu tentang Sensoji Temple.
Vicky Amin @vicky.amin632
A traveler, budding travel writer, and amateur author. Writing is my way to redo my amazing journey all over again. I started "Cheating the World" project and with it, I've made two of my annual trips in a form of a book: "Cheating Southern Vietnam", and "Cheating Hong Kong & Macau" (still in Ba...