Dalam pemandangan urban Tokyo yang senantiasa berubah dari masa ke masa, apakah Anda tahu bahwa Kaminarimon, gerbang masuk ikonis menuju Asakusa, telah muncul di Tokyo hampir 1000 tahun yang lalu? Bentuk asli Kaminarimon dikonstruksi pada tahun 941 pada Zaman Heian di Komagata Tokyo, tidak jauh dari lokasinya hari ini di Asakusa. Namun, baru seabad kemudian gerbang itu direlokasi ke Asakusa, dengan tambahan patung-patung ternama Raijin dan Fujin yang diletakkan sedikit di atas lentera merah. Sebelum menggali lebih dalam mengenai sejarah arsitektur ini, mari telaah dulu namanya, Kaminarimon, atau yang berarti "Thunder Gate" (Gerbang Halilintar) dalam Bahasa Inggris.
Nama resmi gerbang ini adalah Furaijin-mon, atau “風雷神門.” Nama ini secara langsung ditujukan pada kedua patung: Fujin (風神 ), dewa “Angin – 風 (Fu),” dan Raijin (雷神) dewa “Petir – 雷 (Rai).” Kalau Anda menyadari bahwa huruf-huruf kanji yang digunakan kedua dewa muncul dalam nama resmi gerbang ini, Anda sudah separuh memahaminya! “Mon atau 門” berarti gerbang sedangkan “Jin atau 神,” berarti dewa. Jadi, meletakkan kedua huruf ini bersamaan, Furaijin-mon (風雷神門) berarti gerbang Fujin and Raijin – sebuah kesimpulan logis mengapa kedua patung tersebut menetap di kedua sisi gerbang.
Namun mengapa patung-patung itu? Anda mungkin mempertanyakannya. Kedua dewa itu diharapkan dapat melindungi kuil yang berada di depan gerbang, dan masing-masing dewa bertugas menjaga dari dua macam bencana – Fujin dari badai, dan Raijin dari kebakaran. Lebih jauh lagi, ada kepercayaan bahwa gerbang ini selalu digunakan sebagai tempat berdoa untuk kebaikan pertanian dalam satu tahun.
Perlu ditekankan bahwa gerbang ini selalu menjadi bagian integral dari pemandangan Asakusa – sebuah wawasan yang ditemukan dalam ukiyo-e ciptaan seniman ukiyo-e Jepang yang terkanal. Ukiyo-e adalah seni cetakan kayu balok dari Zaman Edo yang pada akhirnya mendapatkan ketenaran dunia karena menjadi pengaruh penting bagi para seniman impresionis dan kubist dari Eropa. Katsushika Hokusai adalah salah satu pelukis ukiyo-e paling berbakat, dan lukisan Kaminarimon miliknya menggambarkan gerbang ini sebagai tempat yang begitu spesial dalam pemandangan Asakusa.
Karena konstruksi kayunya yang mudah terbakar, gerbang ini sering menjadi korban kebakaran yang pernah membumihanguskan Asakusa. Namun gerbang ini telah sepenuhnya dikonstruksi ulang pada tahun 1960, menjadi bentuk yang dapat Anda lihat sekarang.
Ketika mengunjungi Kaminarimon, Anda sekarang dapat merenung sejenak mengenai bentuk aslinya, termasuk makna budayanya, selagi Anda menikmati kecantikan gerbang yang menjadi wajah Asakusa ini.