Hari itu berawal dengan biasa-biasa saja di Osaka. Meski sebenarnya saya merasa sedikit sedih, karena itu merupakan hari terakhir saya di sana, dan saya harus menaiki bus kembali ke Tokyo pada pukul 10 pagi. Lalu sebuah musibah kecil terjadi, sehingga membuat saya memutuskan untuk langsung saja menaiki subway dan melewatkan waktu sarapan. Seolah-olah alam semesta memang sedang menguji saya, keretanya datang lebih lama dari biasanya. Dan lebih buruknya lagi, pemberhentian saya terlewat. Awal hari yang saya kira biasa-biasa saja itu, lantas berubah menjadi pagi yang keras, dan sebetulnya saya sudah pasrah kalau ternyata masih ada hal-hal tidak menyenangkan lainnya siap menimpa saya—namun Barrisimo pun muncul.
Terletak dekat dari salah satu pintu keluar Stasiun Umeda sebelah utara, atmosfer menenangkan dari toko kopi ini menyadarkan saya. Sebenarnya saya sudah bersikukuh untuk tidak mengulur-ulur waktu lagi dan sesegera mungkin mencapai terminal bus supaya tidak lagi berhubungan dengan dunia luar yang kejam, tapi interior Barrisimo dengan nuansa merah marun yang hangat seperti memanggil-manggil saya. Masih ada waktu, dan kamu pantas menikmati minuman lezat setelah melewati pagi yang begitu gila. Saya meyakinkan diri, selagi menggerek kopor ke dalam ruangan.
Aroma khas biji kopi yang dibakar langsung memenuhi hidung saya ketika melangkah masuk, perlahan-lahan memperbaiki mood saya bahkan sebelum saya memesan apapun. Seorang pelayan yang penuh perhatian menghampiri saya (ia menyadari bahwa saya sedang mengalami kesulitan dan bahkan menawarkan bantuan!), menjelaskan paket menu terbaik yang mereka miliki untuk para tamu yang datang di pagi hari. Awal hari yang tidak begitu buruk, rupanya! Saya berbisik pada diri sendiri.
Sang pelayan berjalan ke dapur dan saya memanfaatkan waktu menunggu ini untuk menenangkan diri dengan membiarkan suasana bar Italia merasuki saya. Seorang ibu dan anaknya duduk di depan saya, bercakap-cakap. Seorang salaryman di pojok ruang merokok sedang menyusun meja-meja dengan seorang pelayan lelaki untuk kolega-koleganya yang belum tiba. Lantunan musik yang menyenangkan dapat terdengar di seluruh penjuru ruang, dan ketika saya menyadari bahwa itu ternyata adalah musik tradisional Italia yang menggairahkan, saya merasa jiwa saya telah kembali.
Tak lama kemudian, sarapan saya tiba: secangkir kopi yang penuh seni, serta sandwich bagel berisi pastrami dengan keju leleh dan selada. Keduanya nampak begitu menggoda di mata saya—dan benar saja, semuanya sangat lezat. Kopinya digiling dengan sempurna (bahkan seseorang yang lebih suka teh seperti saya pun menikmatinya!), dan bagelnya begitu empuk dan enak. Saya sengaja memperlambat waktu makan saya untuk menikmati tiap gigitan, agar kelezatannya tak segera hilang dari mulut. Dan tiba-tiba saja hari saya terasa jauh lebih baik, dan saya pun sudah melupakan awal hari saya yang begitu kacau tadi.
Kenyataan bahwa Barrisimo Bar terletak tepat di dalam Stasiun Umeda menjadikannya perhentian yang sempurna. Siapapun yang baru saja tiba di Osaka menggunakan kereta atau bus bisa berhenti sejenak sebelum melanjutkan perjalanan, dan siapapun yang hendak keluar dari kota bisa mampir dulu sebelum mengucapkan selamat tinggal. Barrisimo jelas bisa menjadi awalan yang sempurna untuk memulai petualangan dalam kota ini, atau dalam kasus saya, menjadi penutup yang begitu manis.