Salah satu tujuan utama saya berwisata ke Jepang adalah untuk melepas rindu akan masa kecil. Ya, bagi saya dan pastinya banyak orang di luar sana, Jepang mengingatkan banyak hal tentang masa lalu sebagai anak-anak—dengan mayoritas kartun dan video game yang berasal dari Negeri Sakura. Tak heran kalau berburu mainan di Nakano dan menghabiskan waktu berjam-jam di Pokemon Center menjadi hal-hal wajib yang harus saya lakukan. Namun kalau ditanya bagian mana dari ‘perjalanan melintasi lorong waktu’ yang paling saya suka, mungkin jawabannya adalah Space Station.
Bukan, Space Station bukan tempat semacam pesawat luar angkasa atau museum para astronot. Mungkin dari penampakan luarnya, Space Station Video Game Bar di Namba, Osaka, terlihat seperti sebuah bar futuristik—dibuktikan dengan tangga neon yang menyala-nyala di pinggir jalan, yang akan mengantar Anda ke lantai dua, dimana ruang utama bar berada. Padahal sebenarnya, bar ini lebih cocok disebut sebagai sebuah pelarian bagi anak-anak generasi 90an yang ingin menghidupkan kembali kenangan masa lalu mereka.
Secara umum bar ini mirip bar-bar Jepang lainnya—menyediakan minuman dan alunan musik, dengan ruang yang tidak begitu luas untuk menjaga keintiman para pengunjungnya. Namun jika dilihat lebih teliti, bar ini mengangkat tema video game dengan poster-poster serta beragam dekorasi unik seperti jendela dengan desain tetris. Tapi yang membuat bar ini benar-benar spesial adalah, kehadiran konsol-konsol retro yang dapat dimainkan oleh siapapun, gratis.
Kalau Anda anak 90an tulen, mungkin Anda akan menitikan air mata terharu ketika memasuki bar ini. Mesin-mesin permainan mulai dari yang vintage seperti Atari dan Nintendo, sampai yang terbaru seperti Xbox, lengkap dengan kaset-kaset terbaik dari masing-masing konsol, dapat dimainkan sepanjang malam! Pada awalnya saya agak ragu kalau tempat ini memberlakukan minimum order atau syarat-syarat ala bar lainnya, tapi setelah saya tanyakan kepada bartender yang sedang bertugas (seorang wanita bergaya swag yang mengerti betul soal dunia video game), satu-satunya syarat agar tamu bisa bermain adalah hanya dengan membeli minum. Satu, dua, atau tiga gelas, berapapun yang Anda beli, Anda bisa main sepuasnya!
Pengunjung jenis apapun pasti akan menemukan kesenangan di tempat ini. Yang datang bergerombol bisa memilih konsol-konsol terbaru dengan fitur multi-player untuk bermain balapan atau fighting games, sedangkan yang datang seorang diri, seperti saya, bisa memilih untuk menyalakan mesin-mesin kuno dan menyesatkan diri dalam game-game yang akan mengingatkan betapa sederhana dan mudahnya hidup ketika menjadi anak-anak. Berbagai permainan fenomenal seperti Mario Bros, Contra, Rampage, sampai Mega Man semuanya tersedia lengkap dan dapat diganti sesuka hati.
Keseruan tempat ini tidak hanya sampai situ. Menu minuman yang ditawarkan Space Station didesain sedemikian rupa untuk bersatu dengan tema keseluruhan bar. Ada yang diberi nama ‘Donkey Kong’, ‘Zangief’ (salah satu karakter dalam fighting game ternama “Street Fighter”), juga ‘Pikachu’ alias minuman mangga elektrik dalam gelas kecil. Yang saya sukai dari bar ini adalah detil-detil kreatif yang tidak terduga—seperti minuman ‘Pikachu’ ini. Kalau Anda memesan ‘Pikachu’ dalam versi upgrade, yakni dalam gelas besar dengan sedikit tambahan alkohol, maka minuman ‘Pikachu’ Anda akan disebut dengan ‘Raichu’ (dalam serial Pokemon, Raichu adalah bentuk evolusi dari Pikachu).
Terakhir, tidak ada bar yang tidak memasang musik, termasuk Space Station. Dan lantunan musik di bar ini, seperti yang sudah dapat ditebak, menambah kental atmosfer vintage yang sejak awal sudah terasa. Untuk menyemarakkan suasana, musik chiptune alias nada-nada ikonis khas Nintendo dalam versi remix diputar sepanjang malam—membuat siapapun semakin tenggelam jauh ke dalam lubang nostalgia yang membahagiakan.