Jalur setapak  (Foto: )

Kumano Kodo- "Way of St. James" di Jepang

Kumano Kodo- "Way of St. James" di Jepang

Jalur setapak  (Foto: )
Dian Retno Mayang Sari   - 3 min read

Mungkin Anda pernah mendengar Way of St. James, rute ziarah umat kristen yang mengarah melewati Eropa hingga ke katredral Santiago de Compostela di Spanyol dimana terdapat peninggalan makam rasul suci James.

Menyerupai ziarah tersebut, lebih dari 1,000 tahun lamanya jalur rute ziarah juga terdapat di Jepang dimana semua jalur mengarah hingga ke Hongu Taisha, kuil di Wakayama area perfektur Kumano.

Rute ziarah Eropa dan Jepang, walaupun berjarak hingga puluhan ribu jauhnya, memiliki kesamaan tidak hanya dalam tradisi tetapi juga karena ditunjuk sebagai situs warisan dunia UNESCO.

Area Kumano, wilayah gunung dengan pemandangan indah, tradisi dan misteri, seringkali disebut sebagai jantung spiritual Jepang.

Lebih dari 1,000 tahun Kumano menarik peziarah Jepang dan pencari dan jalan lama, melewati semua atau hanya sedikit dari jalur, melintasi semenanjung Kii dan mengarah ke situs suci.

Rute Kiiji merupakan jalan utama yang dilalui keluarga kerajaan dan bangsawan Kyoto, ibukota Jepang kuno yang berada di pantai barat semenanjung Kii melewati kota yang sekarang disebut Wakayama hingga ke kota Tanabe, kedua kota tersebut berlokasi di perfektur Wakayama.

Dekat kota Tanabe, rute Kiiji terbagi menjadi rute Nakahechi, dari tempat ini melintas melewati gunung, dan rute Ohechi yang berjalan terus memutari daerah sekitar ujung selatan semenanjung Kii.

Rute Kohechi bermula dari komplek kuil Buddha gunung Koya dan terus berjalan melewati pusat semenanjung Kii. Rute Iseji berjalan melewati pantai timur dan menghubungkan kuil agung Ise dengan area Kumano.

Seperti peribahasa bilang, “semua jalan menuju Roma”. Peribahasa ini pun berlaku di sini, semua jalan mengarah menuju Hongu Taisha, salah satu dari tiga kuil agung Kumano.

Bagian jalan diaspal dengan batu untuk mencegah pengikisan tanah akibat elemen yang sering kali terjadi akibat perjalanan ziarah.

Akan tetapi, siapapun yang berjalan di jalan batu ini dan mendaki tangga batu yang tidak terhitung jumlahnya mempercayai tujuan ziarah sebenarnya tidak untuk menguji semangat dan daya tahan.

Tidak ada seorangpun yang mengetahui siapa yang pertama kali atau kapan tepatnya batu diletakkan akan tetapi hingga hari ini beberapa dari jalan batu masih ada dan sekarang telah menjadi simbol dari Kumano Kodo.

Oji (kuil tambahan dari kuil agung Kumano) yang didirikan sepanjang rute Kiiji dan dewa didalamnya dianggap sebagai keturunan dewa dari tiga kuil besar agung.

Oji ini, disebut sebagai nomor 99, menawarkan tidak hanya tempat untuk menyembah akan tetapi juga sebagai tempat untuk beristirahat. Beberapa dari Oji ini masih tetap ada dan para peziarah atau pendaki saat ini menandakan arti tahapan perjalanan ziarah ini lebih dari hanya sekedar penyembahan sepanjang rute Nakahechi.

Takijiri-oji menandakan permulaan dari jalur Nakahecil dan Chikatsuyu-oji dapat ditemukan pada perjalanan menuju Hongu Taisha.

Pada jaman dahulu kala terdapat banyak rumah minum teh sepanjang rute ziarah yang menyediakan tempat untuk beristirahat dan pertukaran informasi bagi para peziarah.

Namun saat ini hanya tersedia beberapa tempat kosong dan reruntuhan yang telah subur ditumbuhi banyak tumbuhan hijau. Sering kali terdapat sisa kursi di tempat ini dimana peziarah dapat duduk dan beristirahat.

Dianjurkan untuk membawa teh dan bekal sendiri atau Anda akan kelaparan dikarenakan tidak ada toko serbaada di sekitar sudut hutan.

Biarkan fantasi membawa dan dengar cerita peziarah dan warga lokal yang berjalan dan hidup sepanjang jalur ini.

Banyak dari cerita tersebut diceritakan kembali, bahkan dalam bahasa Inggris, di papan kayu yang dapat ditemukan disepanjang jalur.

Info lebih lanjut

Cari tahu tentang Kumano Kodo.

Dian Retno Mayang Sari

Dian Retno Mayang Sari @dian.retno.mayang.sari

My 2nd home country is my-yasashi-yokoso Japan!