Puncak Gunung Nantai di atas danau yang indah ini (Foto: )

Danau Chuzen-ji di Nikko

Jejak Warga Asing di Yokohama 20 - Ernest Satow

Puncak Gunung Nantai di atas danau yang indah ini (Foto: )
Dian Retno Mayang Sari   - 5 min read

Seorang Diplomat asal Inggris Ernest M. Satow mengagumi daerah pinggiran danau di wilayah Nikko dan, terlebih lagi, dia membangun pondok peristirahatan pribadinya di sini. Dia mengunjungi pondoknya ini lebih dari 30 kali dan telah menghabiskan total waktunya selama 218 hari di Danau Chuzen-ji selama dia tinggal di Jepang
 

Danau Chuzen-ji

Danau Chuzen-ji adalah danau yang sangat indah yang berlokasi di sebelah selatan dari Gunung Nantai. Danau ini merupakan danau bendungan yang tercipta dari hasil erupsi Gunung Nantai 20.000 tahun yang silam. Tanah rawa Senjo-go-Hara berlokasi di sebelah barat laut, sedangkan Air terjun Kegon-no-taki berada di timur laut dan sebuah semenanjung kecil, Haccho-dejima, yang berada di bagian selatan dari danau ini. Danau ini sangatlah indah, dikelilingi oleh jajaran gunung-gunung dengan warna-warni musiman mencerminkan ketenangan dari permukaan danau tersebut.

Terdapat beberapa cara untuk dapat menghabiskan waktu menikmati keindahan danau ini.

Berperahu

Perahu pesiar selalu beroperasi dalam satu tahun, akan tetapi kegiatan tournya berbeda-beda tergantung pada musimnya. Untuk tour keliling area danau dengan pemandangan dedauan yang indah di musim gugur adalah tour yang paling mengagumkan. Tour ini memakan waktu 60 menit dengan biaya sebesar 1500 yen. Untuk sekali perjalanan antara Sungan Chuzen-ji dan Senju-ga-hama hanya dibuka pada awal musim panas (dari tanggal 1 juni sampai dengan 31 Juli). Untuk layanan regular adalah perjalanan pulang-pergi hanya untuk bagian timur dari danau ini. Kalian juga bisa menyewa perahu dayung kecil atau perahu kaki.

Berjalan-jalan

Terdapat jalur pendakian di sekitar danau. Bagian utara dari jalur ini menyambung menuju ke jalan utama, jadi kalian dapat menunggu bis kapan pun yang kalian inginkan. Sepanjang tepian danau dari timur ke selatan mempunyai jalur pendakian alam yang terpanjang. Yang memakan waktu sampai dengan 5 jam dengan berjalan kaki. Kalian dapat menikmati keindahan danau dan gunung Nantai dari berbagai sudut pandang.

Duduk-duduk di tepian danau

Dengan hanya duduk di tepian danau juga sudah sangat menyenangkan. Kalian dapat melihat beberapa nelayan menggunakan jaket berwarna-warni berdiri di danau, di dalam kanonya berwarna oranye atau perahu motor dengan mengawasi keadaan di sekitar danau. Terdapat beberapa kedai teh dilengkapi dengan pemandangan danau yang indah

Ernest M. Satow

Satow lahir di London pada tahun 1843. Ketika ia masih kuliah, ia membaca sebuah buku tentang Jepang yang ditulis oleh Laurence Oliphant, yang hadir dalam penandatanganan pakta Anglo-Jepang di Jepang pada tahun 1861. Oliphant kemudian diserang oleh pemberontak ekslusionis-Jepang di Kuil Tozen-ji pada tahun 1861 dan harus kembali ke UK dikarenakan luka akibat penyerangan tersebut. Setelah membaca bukunya, Satow bercita-cita untuk berkunjung ke Jepang dan ia mendaftar sebagai penerjemah bahasa jepang di Kementerian Luar Negeri. Ia tiba di Yokohama di tahun 1862 dan telah menghabiskan selama 25 tahun tinggal di Jepang. Saat itu, Jepang masih dalam keadaan yang kacau dan ia mengalami banyak kendala hidup di Jepang. Akan tetapi, ia dapat menjalin hubungan baik dengan beberapa politisi Jepang dengan mengandalkan penguasaan bahasa Jepang yang baik serta pengetahuan yang mendalam akan budaya Jepang. Hasilnya, ia dinilai dengan baik oleh pemerintahan kedua belah pihak, Jepang dan Inggris.

Dalam kehidupan pribadi, ia mempunyai hubungan yang sangat erat dengan William Willis (staff kesehatan pada konsulat Inggris) dan Charles Wirgman (seorang pelukis dan wartawan untuk ilustrasi Surat Kabar London-London News). Willis akhirnya menjadi teman baik Satow. Seringkali Satow keluar bareng dengan Wirgman, dan Wirgman menggambar komikal dari Satow untuk dimuat di majalahnya, Japan Punch. Saya dapat membayangkan dengan mudah keakraban pertemanan mereka dari ilustrasinya. Resminya, Satow berstatus single selama hidupnya, akan tetapi ia mempunyai seorang istri-sah secara hukum dan dua orang anak. Anak kedua-nya belajar di London dan menjadi seorang sarjana di bidang botani.

Pondok peristirahatan milik Satow di Danau Chuzen-ji

Satow membangun sebuah pondok-peristirahatan di bagian timur tepian danau Chuzen-ji. Ketika ia membangun pondok tersebut, rata-rata para warga asing tinggal di sekitaran wilayah Tosho-gu, tidak di wilayah dataran tinggi Nikko (yaitu di sekitaran area danau Chuzen-ji). Pada tanggal 30 Mei 1896, Satow dan Arsitek asal Inggris Conder pergi bersama ke Danau Chuzen-ji untuk menentukan lokasi rumah kapal dan spesifikasi dari teras rumah-pondok milik Satow. Dalam diari Satow, ia menulis bahwa pada pagi hari adalah saat yang sangat mengagumkan dimana ia melihat bunga azalea bermekaran dengan tebaran warna merah, putih dan merah jambu yang cantik disekeliling pondoknya. Ia pasti sangat senang dapat membangun sebuah pondok yang mengagumkan di tempat favoritnya. Setelah pondok itu dibangun, seringkali ia mengundang teman-temannya untuk bermalam disana. Seorang penulis travel Isabella Bird singgah ke pondoknya untuk minum teh dan menikmati petualang dengan perahu, menjelajahi beberapa tempat disekitaran danau.

Danau Chuzen-ji memang mempunyai banyak pemandangan yang menawan, tergantung pada hari atau musimnya, tergantung sudut pandang saat kalian melihatnya, atau tergantung pada tinggi rendahnya kalian berdiri. Saya berharap kalian dengan sendirinya mendapatkan sisi mengagumkan dari danau yang indah ini di Nikko

Info lebih lanjut

Cari tahu tentang Lake Chuzenji.

Dian Retno Mayang Sari

Dian Retno Mayang Sari @dian.retno.mayang.sari

My 2nd home country is my-yasashi-yokoso Japan!