Restauran di Hotel Wellness Yamatoji menyajikan beberapa masakan tradisional yang menarik. (Foto: )

Oleh-oleh Makanan dari Nara

Rasa yang unik dari kota kuno ini

Restauran di Hotel Wellness Yamatoji menyajikan beberapa masakan tradisional yang menarik. (Foto: )
Santy Tobing   - 3 min read

Itu adalah pertama kalinya saya melangkahkan kaki ke Nara, dan sekaligus perkenalan pertama saya dengan masakan kota ini lewat seorang wanita di front desk Hotel Wellness Yamatoji, juga dari makanan yang dihidangkan di restauran warga lokal, Yamato. Saya terkejut mengetahui betapa menariknya beberapa produk lokal, dan bertanya-tanya mengapa produk-produk tersebut belum menciptakan gelombang ke luar negeri.

Ada sejumlah pilihan makanan kemasan yang bisa ditemukan di toko oleh-oleh di HMI Yamatoji, juga di banyak kios di seputaran wilayah ini. Toko dan kios di sini menghasilkan oleh-oleh yang menarik, yang tentu saja akan sulit ditemukan di daerah lain di luar wilayah Kansai. Salah satu pilihannya adalah somen (素麺) (mi Jepang yang halus, tipis, dan selalu dijual dalam bentuk kering), yang cukup murah dan mudah dimasak. Mi putih tipis ringan ini enak disantap hanya dengan kaldu encer atau saus celupan. Mi ini memiliki berbagai rasa, seperti ubi manis, labu, juga plum. Somen dapat ditemui di berbagai wilayah di Jepang, namun tersedia dalam jumlah berlimpah di Nara. Ada juga Narazuke (奈良漬け), sejenis acar yang dibuat bersama sake. Meskipun saya bukan penggemar acar, tapi acar ini bisa menjadi snack yang unik sekaligus oleh-oleh yang sesuai bagi pencinta acar.

Saat anda mulai berbelanja di seputar Nara, akan anda dapati banyak produk makanan yang dibuat dengan kudzu (葛) (sejenis tumbuhan merambat). Pati dari akarnya dimanfaatkan untuk membuat cake, saus, dan snack. Teksturnya yang kenyal dan ulet membuatnya cocok untuk menjadi bahan adonan kue mochi atau mi. Juga ada kuyuzu, sejenis teh herbal kental, dan kudzu kiri, mi transparan, dimana keduanya dibuat menggunakan pati kudzu.

Selain itu, ada juga makanan segar lainnya yang harus anda cicipi meski tidak dapat dibawa pulang. Salah satunya adalah kaki no ha zushi, atau sushi yang dibungkus dengan daun kesemek. Pembungkusnya menambahkan rasa dan aroma halus yang menyenangkan ke sushi ini, membuat sushi semakin unik. Juga ada chayagu simpel berupa nasi yang dimasak dengan teh hijau. Ada lagi goma tofu yang terbuat dari wijen dan kudzu, bukannya kacang kedelai, dan umumnya dihidangkan sebagai makanan pendamping di restaurant, dan untuk makanan ini anda benar-benar harus menyisakan ruang di perut.

Berkeliling dari toko ke toko di Nara bisa menjadi sangat menyenangkan, terlebih ketika anda melihat berbagai macam makanan ringan dan kerajinan lokal, khususnya dekat kuil-kuil utama (untuk pemeluk Budha dan Shinto) di Kota Nara. Sungguh sulit menahan godaan kotak-kotak imut berwarna-warni yang menampilkan rusa-rusa ngemil Senbei (snack terbuat dari tepung beras) atau menyeruput teh hijau. Tapi lihat juga makanan tradisional yang juga dibungkus dengan indah dalam warna-warna pastel. Produk-produk makanan ini telah disempurnakan selama berabad-abad, dan merupakan kebanggaan penduduk lokal.

Santy Tobing

Santy Tobing @santy.tobing

no one realizes how beautiful it is to travel until he comes home and rests his head on his old, familiar pillow.