Suasana di salah satu sudut jalan di Kyoto ketika memasuki musim gugur (Foto: )

Rindu Kyoto

Rasanya ingin menetap saja di sana

Suasana di salah satu sudut jalan di Kyoto ketika memasuki musim gugur (Foto: )
Relinda Puspita   - 3 min read

Sudah setahun saya kembali ke tanah air setelah menyelesaikan pendidikan selama satu tahun di salah satu universitas di Kyoto. Ada banyak pengalaman indah yang sampai sekarang masih sering terngiang-ngiang di kepala saya. Ditambah, bertebarannya traveler yang merekomendasikan kota ini sebagai destinasi wajib di Jepang.

Berikut beberapa alasan mengapa saya selalu merindukan Kyoto.

  1. Suasana kotanya yang bersih, teratur, dan menyenangkan, seperti selalu memberi saya energi positif untuk berkegiatan. Ketika di jalan, yang paling saya suka adalah tidak mendengar suara klakson, terutama di lampu lalu lintas, dan bisa bebas berjalan kaki di trotoar.
  2. Masyarakatnya yang seolah mudah didekati karena kehidupan mereka cenderung tenang. Ini saya rasakan karena cara jalan mereka yang cenderung santai, tidak seperti orang yang selalu akan terlambat menuju ke suatu tempat.
  3. Alat transportasi, khususnya bus kota, adalah yang paling nyaman dan paling mudah dipahami dibandingkan dengan kota-kota lain yang pernah saya kunjungi di Jepang. Kota ini sangat tourist-friendly sehingga yang tidak bisa ber-Bahasa Jepang, tidak perlu khawatir ketika di Kyoto karena ada banyak petunjuk tempat yang menggunakan Bahasa Inggris.
  4. Banyak festival budaya setiap bulannya yang sangat berwarna-warni dan menarik untuk disaksikan, dan biasanya gratis.
  5. Ada banyak kuil-kuil tua bernilai sejarah yang cantik dan terkenal di sini, sehingga kota ini selalu ramai oleh para pelancong. Siapa yang tidak penasaran mengunjungi Fushimi Inari dengan barisan gerbang-gerbangnya, hutan bambu Arashiyama, teras Kiyomizudera, Gion, atau kuil emas Kinkakuji? Pasti yang pernah melihat foto-foto tempat tersebut, ingin langsung melihatnya dari dekat.
  6. Kyoto sangat cantik ketika musim gugur dan musim semi. Tidak hanya di tempat-tempat tertentu, tapi juga di sepanjang jalan di kotanya. Sebut saja, tepi sungai Kamogawa, Arashiyama, Philosopher Path, Imperial Palace, dan Kiyomizudera, itu adalah beberapa tempat langganan untuk merasakan yang namanya momiji dan hanami. Tidak heran, kedua musim ini adalah musim favorit saya.
  7. Walaupun negara empat musim, tidak semua kota di Jepang bersalju ketika musim dingin. Beruntung, saya tidak perlu jauh-jauh ke daerah pegunungan di luar Kyoto untuk merasakaan berjalan kaki dan bersepeda di jalan yang memutih karena tertutup salju.
  8. Sangat mudah menemukan komunitas muslim di Kyoto. Dan bagi orang Indonesia yang akan tinggal lama, ada komunitas Pemuda Pelajar Indonesia (PPI) di kota ini yang sering mengadakan acara, lengkap dengan makan-makannya. Biasanya, ada makanan Indonesia seperti bakso, soto, dan gorengan, sehingga saya tidak sulit menahan kerinduan akan makanan tanah air.
  9. Makanan dan restoran berlogo halal dan muslim-friendly cukup mudah ditemukan di Kyoto, termasuk bagi mereka yang mengaku vegetarian. Dan bagi pencinta roti dan patisserie seperti saya, di sinilah surganya. Entah sudah berapa toko roti yang pernah saya singgahi karena penasaran mencicipi roti-rotinya yang sangat menggiurkan dan bertekstur lembut ketika digigit itu.
  10. Kyoto sangat mudah dicapai dengan kereta dan bus, sehingga memudahkan saya bepergian ke berbagai kota di Jepang. Begitupun dari Kyoto, tersedia banyak bus dan jalur kereta untuk jalan-jalan keluar kota.

Ooh, adakah yang mau menerbangkan saya ke Kyoto…

Relinda Puspita

Relinda Puspita @relinda.puspita

I am Indonesian. One year living Japan has woken up my wanderlust. I traveled alot at the time and loved every single of it. Hope to come back soon.