Sebuah malam biru kehijauan yang magis dari atas platform pandang (Photo: The Treetop Temple Protects Kyoto – Trey Ratcliff / CC BY-NC-SA 2.0)

Kiyomizu-dera Kyoto

Mengambil resiko di Pegunungan Otowa

Sebuah malam biru kehijauan yang magis dari atas platform pandang (Photo: The Treetop Temple Protects Kyoto – Trey Ratcliff / CC BY-NC-SA 2.0)
Santy Tobing   - 3 min read

Di Kiyomizu-dera, ada dijual jimat yang dikatakan bisa "menghindarkan dari kecelakaan lalu lintas," dan jimat lain yang mengatakan "Anda akan terhindar dari kecelakaan lalu lintas dan keluarga Anda akan bahagia". Keduanya masing-masing seharga ¥ 400. Saya bertanya-tanya; mengapa Anda ingin membeli jimat yang pertama, ketika dengan jimat kedua, keluarga Anda akan bahagia tanpa biaya tambahan?

Saya pikir, saya biasanya tidak berdoa untuk keselamatan agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas. Kecuali ketika saya sedang di atas sepeda di jalan raya, atau jika istri saya keluar larut malam, atau ketika saya merasakan guncangan hebat di perut sepanjang terjadinya turbulensi mendadak di pertengahan penerbangan. Wow, mungkin saya banyak berdoa sepanjang penerbangan itu.

Berapakah nilai sebuah doa yang dijawab? Apakah seharga ¥ 400? Bagaimana jika kita tidak mendapatkan jawaban dari apa yang kita doakan? Apakah itu berarti bahwa Tuhan tidak ada? Atau bahwa Ia lebih besar dari obyek doa-doa kita. Apa yang kita lakukan ketika doa kita dijawab, tapi kemudian menyadari bahwa kita masih belum puas?

Keajaiban berwisata ada dalam saat-saat refleksi seperti itu. Momen yang membersihkan pikiran Anda dan memberi kesempatan untuk memikirkan pertanyaan yang lebih besar dalam hidup.

Menjadi salah satu atraksi paling populer di Kyoto, tempat ini bukan tempat untuk merenung yang tenang. Setidaknya, tidak setiap saat setelah pukul sembilan pagi. Itu adalah waktu di mana manusia berdatangan dalam segala warna dan bentuk serta dengan segala macam harapan dan impian. Atau hanya tempat untuk dikagumi keindahannya, sesuatu yang  bisa mengangkat semangat mereka.

Sangat menarik mengamati orang yang berbeda-beda di kuil ini. Beberapa dari mereka datang untuk mengagumi keindahan arsitektur dan pengaturannya, dan beberapa lagi datang untuk mencari pembaharuan pada sebuah ziarah.

Melihat banyaknya kartu doa yang tergantung tertiup angin, saya merasa rendah hati oleh seruan hati mereka, kasih sayang yang mereka tunjukkan untuk keluarga dan teman-teman mereka, dan ucapan syukur lembut mereka karena sambutan dan peluang yang mereka terima di Jepang.

Tidak peduli apa yang Anda percayai, kenyataannya kita semua terbuat dari daging dan darah yang sama.

Jauh sebelum Kyoto ada, ada aliran sungai pegunungan yang segar jauh di Pegunungan Otowa yang dikenal memiliki kualitas khusus. Dan pada tahun 778, Kiyomizu-dera, atau kuil air murni dibangun. Bangunan yang Anda lihat hari ini dibangun kembali pada abad ketujuh belas, termasuk platform pandangnya yang tinggi. Ada pepatah di antara warga Jepang bahwa ketika mereka akan membuat keputusan besar, mereka seolah siap melompat dari panggung Kiyomizu.

Di belakang aula utama dan panggung pandang, di sisi bukitnya ada sebuah kuil kecil (Jishu) dengan dua batu yang ditempatkan secara strategis di kedua ujung. Dikatakan bahwa jika Anda berjalan dari satu batu ke yang lain dengan mata tertutup dan tanpa bantuan maka Anda akan menemukan pasangan hidup impian Anda.

Mata air harapan abadi di sini ketika banyak orang muda dan tua, dengan senyum yang menyampaikan harapan dan antisipasi, melakukan perjalanan ke sisi lain. Beberapa teman yang jahil mungkin mencoba untuk menyesatkan mereka, berharap bisa menertawakan ketika mereka jatuh dari tepinya, tapi kebanyakan diam-diam berharap mereka akan berhasil.

Sebagaimana Holley Gerth mengingatkan saya, "harapan adalah benih yang Tuhan tanam dalam hati kita, yang mengingatkan kita ada hal-hal yang jauh lebih baik di depan."

Info lebih lanjut

Cari tahu tentang Kiyomizu-dera Kyoto.

Santy Tobing

Santy Tobing @santy.tobing

no one realizes how beautiful it is to travel until he comes home and rests his head on his old, familiar pillow.