Ema yang berisi sebuah doa digantungkan pada tempatnya dan menunggu saatnya dikirim kepada Dewa dengan cara dibakar  (Foto: )

Ema, Sebuah Plakat Doa

Tulislah harapanmu pada sebuah Ema

Ema yang berisi sebuah doa digantungkan pada tempatnya dan menunggu saatnya dikirim kepada Dewa dengan cara dibakar  (Foto: )
Fransiska Ken   - 2 min read

Kerap kali ketika kita mengunjungi kuil-kuil di Jepang, kita sering melihat banyaknya plakat dari papan kecil bertuliskan huruf kanji dengan atau tanpa gambar, yang di gantung bersama dengan plakat lainnya di sebuah tempat khusus. Ini disebut Ema, yaitu sebuah papan untuk menuliskan doa atau keinginan dan kemudian digantung dimana kemudian Kami ( Roh atau Dewa) akan menerimanya. Ema biasanya banyak ditemui di kuil Shinto, akan tetapi karena sekarang sudah banyak perpaduan antara budaya Budha dan Shinto maka ada juga di beberapa kuil Budha yang menggantungkan Ema.

Ema biasanya bergambar simbol-simbol yang ada dalam ajaran Shinto atau bergambar binatang. Bentuk permohonan di sebuah Ema kebanyakan adalah keinginan dan pengharapan untuk sukses dalam pekerjaan, kebahagiaan, juga untuk mendapat keturunan dan kesehatan.

Kata Ema ditulis dalam dua huruf kanji (絵馬). Satu berarti gambar dan satu lagi yang berarti kuda. Kuda di sini dimaksud adalah sebagai Kendaraan Dewa. Dalam masa periode Nara sekitar tahun 710 -794 SM, masyarakat menyumbangkan kuda mereka sebagai persembahan agar doa mereka lebih didengar dengan demikian permohonan mereka akan terkabul. Lambat laun ketika harga kuda menjadi mahal mereka mengganti dengan mengambar seekor kuda diatas sebuah kayu atau bahakan kertas. Inilah awal mula sebuah Ema dan secara traditional mereka masih menggunakan plakat dari kayu dengan bergambar kuda.

Dengan berkembangnya jaman, tidak hanya gambar kuda saja sekarang yang digunakan pada sebuah Ema. Gambar Zodiac atau karakter terkenal dari sebuah anime kadang muncul. Tujuannya agar lebih menarik kaum muda. Penjualan Ema sendiri sebenarnya membantu financial kuil tersebut secara tidak langsung. Harganya berkisar antara 500 -1000Yen. Ema yang tergantung itu dalam periode waktu tertentu akan di bakar yang mengartikan mengirimkan permohonan mereka kepada Dewa.

Bagaimana? Apakah kamu pernah menuliskan keinginanmu ketika berkunjung ke kuil? Tentu saja hampir di setiap kuil yang saya kunjungi, saya gantungkan keinginan saya pada sebuah Ema.

Fransiska Ken

Fransiska Ken @fransiska.ken

 Primarily based in Jakarta as a professional Travel Writer and photographer. I travel extensively and has articles and photographs published in some media. I felt in love in many ways with the thing called "culture" and Japan is the best place to dig it.