Foto:

Sungai Sumida

Pelayaran mengarungi Venice ala Tokyo

Foto:
Vicky Amin   - 4 min read

Tokyo seringkali menonjolkan gambaran yang luas dari sebuah perkotaan, berisi gedung-gedung pencakar langit dan berselimutkan beton. Namun, Kota Sumida, salah satu ward atau kawasan di sebelah timur Tokyo, menawarkan pemandangan yang berbeda—sebuah area tepi air yang menyegarkan, dengan lebih dari empat sungai berbeda mengalirinya.

Yang paling besar adalah Sungai Sumida, yang berjarak sangat dekat dengan dua objek wisata terbaik Tokyo: Ryogoku Sumo Arena, di mana turnamen nasional diadakan, serta Tokyo Skytree, menara penyiaran setinggi 634m yang menjadi salah satu atraksi terbaru Tokyo. Kedua objek wisata ini dapat diakses dengan salah satu bus air yang hilir-mudik menyusuri Sungai Sumida; dengan terlebih dahulu menepi di Dermaga Ryogoku (Ryogoku Wharf), dan di Dermaga Taman Oshinari (Oshinari Park Wharf) setelahnya.

Bertualang mengarungi jantung Sungai Sumida melalui jalur airnya yang sempit menyajikan perspektif yang benar-benar unik dari gaya hidup serta budaya shitamachi (lingkungan kelas pekerja tradisional) di kota ini. Jalur-jalur ini sudah lama digunakan oleh perahu-perahu kargo sejak dulu, menyalurkan berbagai barang dan keperluan dari dan ke pabrik-pabrik setempat. Selama pelayaran, para petugas akan menjelaskan sejarah Sumida yang kaya, menunjukkan jembatan-jembatan di mana mobil-mobil elektrik dulu sering melintas, atau membanding-bandingkan pemandangan dengan sungai Yokojikkengawa, Kitajikkengawa, atau Onagigawa yang ditunjukkan dalam berbagai lukisan kayu kuno.

Bertolak belakang dengan arusnya yang kuat serta gelombang-gelombang kecil yang sesekali muncul di Sungai Sumida, kanal-kanal di sekitar Tokyo Skytree dan area-area lain di Sumida memiliki arus yang lebih lembut, sebuah kabar baik bagi Anda yang sering mengalami mabuk laut. Karena terbebas dari arus lalu lintas kebanyakan kapal, bagian perairan yang tidak terganggu akan menciptakan sebuah efek cermin yang sangat cocok untuk dijadikan objek mengambil foto Tokyo Skytree yang terpantul terbalik di atas air, atau foto dari bebek-bebek dan bangau-bangau, serta objek alam lainnya di sekitar. Perahu-perahu yang lebih kecil dapat melintas di bawah jembatan-jembatan yang tak terhitung jumlahnya, di mana sebagian memiliki dekorasi yang cantik dan bentuk-bentuk yang unik, seperti "jembatan semanggi (clover bridge)" dengan empat sisi yang tak biasa.

Beberapa pelayaran bahkan melintasi Ogibashi Komon, sebuah pengangkut air yang dijuluki sebagai "Kanal Panama ala Jepang (Japanese Panama Canal)". Meski berukuran lebih kecil daripada namanya, fungsinya sebagai pintu air dapat dikatakan serupa. Gerbang-gerbang merah yang terbuat dari besi dapat dinaikkan dan diturunkan di bagian pintu air depan dan belakang, dan pengunjung yang sedang berada di atas perahu dapat merasakan sensasi aneh dari air yang secara cepat bertambah atau berkurang dalam hitungan menit, untuk menyamakan ketinggian dengan permukaan air di luar pintu.

Ada beragam pelayaran yang dapat dinikmati di Sumida, dengan pilihan musim dan waktu pelayaran yang banyak. Beberapa bahkan menawarkan pelayaran malam hari yang spektakular, dengan pemandangan Tokyo Skytree ditimpa pencahayaan dengan warna-warni yang memesona. Pada musim semi, perahu-perahu lain berlayar melintasi jalur sakura yang merah muda merona di kedua sisi kanal. Musim panas juga merupakan saat-saat yang menjadi favorit untuk berlayar karena terdapat pentas kembang api—Festival Kembang Api Sungai Sumida (Sumida River Fireworks Festival) adalah salah satu magnet besar untuk mendatangkan pengunjung.

Untungnya, kapanpun dan di manapun Anda naik, para petugas akan dengan senang hati membantu mengambilkan foto untuk Anda. Dan karena ini adalah Jepang, Anda tidak perlu memberi uang tip!

Selama berlayar, Anda akan menikmati pemandangan berbagai atraksi ternama Tokyo dari Sungai Sumida, ditemani oleh seorang pegulat sumo, yang akan memperkenalkan sejarah dan budaya sumo yang sangat terkait dengan budaya zaman Edo. Tentu saja akan ada seorang pemandu wisata, yang akan menunjukkan tempat-tempat yang tidak boleh Anda lewatkan selama dalam pelayaran.

Vicky Amin

Vicky Amin @vicky.amin632

A traveler, budding travel writer, and amateur author. Writing is my way to redo my amazing journey all over again. I started "Cheating the World" project and with it, I've made two of my annual trips in a form of a book: "Cheating Southern Vietnam", and "Cheating Hong Kong & Macau" (still in Ba...