Melintang panjang dan berliku menuju Kota Omihachiman di Shiga, adalah Hachiman-Bori. Dikelilingi oleh dinding berbatu curam yang merupakan bukti dari Zaman Edo, saluran buatan manusia ini adalah salah satu atraksi terbaik di kawasan tersebut. Rute perdagangan bersejarah ini menghubungkan kota ke Danau Biwa dan membuat Omihachiman tumbuh dan berkembang selama Periode Edo. Saat ini, tempat tersebut merupakan situs warisan budaya penting yang dapat membawa wisatawan ke wilayah tersebut.
Dahulu kala, Omihachiman dikenal sebagai daerah yang memiliki pedagang yang lihai di seantero Jepang. Gudang dan toko barang antik masih berjajar di sepanjang pinggiran sungai yang menambah pesona dari Omihachiman sendiri. Penduduk setempat bekerja keras untuk mempertahankan peninggalan sejarah kota mereka. Sebagai hasilnya, hal yang menarik dari kota tersebut tidak hanya sejarah dan budaya dari Zaman Edo, tapi juga digunakan sebagai lokasi pembuatan film. Rurouni Kenshin, sebuah adaptasi live-action dari manga oleh Nobuhiro Watsuki, memiliki beberapa adegan yang difilmkan di sini. Saya jadi tahu mengapa mereka membuat film di sini setelah melakukan perjalanan menyusuri Hachiman-bori.
Pelayaran sungai Hachiman-bori adalah atraksi yang paling terkenal di kota tersebut. Baik cuaca cerah ataupun hujan, kapal datar tradisional ini mengangkut pengunjung melewati jembatan batu, gudang antik dan pohon gandarusa. Kapten kapal yang berseragam kuno menambah suasana bersejarah dalam pengarungan sungai. Sentuhan-sentuhan kecil inilah yang membuat Omihachiman dan Hachiman-bori patut untuk dikunjungi. Kehangatan serta upaya penduduk setempat untuk melestarikan dan melindungi rumah dan warisan mereka adalah bagian terbaik dari semua yang ada.