Hei! Hei! Hei! Teriak sekelompok Seko, pengembala rusa, menggiring rusa jantan diantara para seko dan dinding arena.
Banyak seko membawa tongkat bambu berbendera merah di atasnya (untuk perlindungan mereka sendiri dan agar lebih baik mengembalakan rusa) namun beberapa membawa juji, pengait bambu berbentuk silang dengan lingkaran tali yang tersebar di beberapa titik. Ketika rusa melewati terowongan seko mengayunkan juji, berusaha untuk menjerat tanduk rusa dengan juji tersebut. Inilah rodeo aman ala Nara
Hidup berdampingan dengan Rusa Nara
Selama musim gugur merupakan musim kawin bagi rusa jantan taman Nara yang bisa menjadi sangat agresif. Mereka dikenal menyerang dan menusuk pantat penduduk dan pengunjung Nara dengan tanduknya. Mereka juga menyebabkan kerusakan pada pohon-pohon taman dan properti, dengan menggosok dan menggaruk tanduk mereka pada kulit pohon atau permukaan dinding bangunan. Untuk mengurangi jumlah orang yang terluka, Hakim wilayah Nara memulai Shika no Tsunokiri, upacara pemotongan tanduk rusa, pada tahun 1671 . Izin untuk memulai acara ini diberikan dan dilakukan oleh kuil Kofukuji sebagaimana Kofukuji bertanggung jawab sebagai pemelihara rusa pada saat itu. Dari mulai lahirnya upacara ini sampai dengan abad ke-19, pemotongan tanduk rusa telah dilakukan diseluruh Nara.
Pada abad ke-19 upacara dipindahkan ke jalan utama menuju Kuil Kasuga dan tanggung jawab pelaksanaan upacara diserahkan kepada Kuil Kasuga. Fasilitas istimewa untuk menyelenggarakan upacara yang dikenal sebagai Rokuen, dibangun pada tahun 1929 dan telah digunakan sebagai tempat upacara sejak saat itu.
Rodeo ala Nara
Ketika seko telah di perkenalkan, upacara diberkati oleh pendeta dari kuil Kasuga dan tiga rusa jantan digiring menuju Rokuen, selanjutnya para seko mulai berkerja. Sekelompok seko yang terdiri dari 3 atau 5 orang menggunakan tongkat kayu untuk menggiring rusa jantan ke dalam bagian diantara seko dan dinding arena.
Saat rusa melewati lorong ini para seko berusaha mengayunkan dua juji untuk menjerat tanduk rusa dengan tali. Saat mereka berhasil menjerat seekor rusa, tiga atau empat seko menggunakan tali dan menggunakan satu dari dua tiang kayu di arena untuk mencegah rusa jantan menggerakkan kepalanya dan menenangkannya.
Ini tugas yang sangat sulit dan berbahaya, sering kali rusa yang melarikan diri dapat menarik lepas tali yang dipegang Seko atau dapat menarik mereka sepanjang jalan. Aksi ini mengingatkan saya pada para matador dan banteng dan atraksi kuda liar yang ditunggangi oleh koboi. Saya tergoda untuk berteriak “tunggangi mereka koboi”, pada saat seekor rusa diseret oleh tiga seko setengah jalan menyeberangi arena setelah rusa dijerat. Saat rusa telah ditangkap dan ditenangkan, seko yang lain mendirikan pembatas kain diseberang arena untuk menjaga rusa lain menjauh dari seko yang sedang menaklukkan rusa yang tertangkap (dan mencegah mereka kabur ketika rusa yang telah ditangkap dibebaskan). Ketika seekor rusa telah ditaklukkan dan dibawa oleh lebih dari 5 seko ke tikar dan bantal upacara, yang telah disediakan oleh pendeta istimewa dari kuil Kasuga, yang disebut Shinkan. Shinkan memberikan rusa air untuk menolong menenangkannya dan selanjutnya menggergaji tanduk rusa hingga lepas. Rusa yang telah ditangkap kemudian dilepas kembali ke taman Nara dan upacara berlanjut sampai kedua rusa jantan yang lain tertangkap dan tanduk dipotong. Kemudian tanduk-tanduk rusa itu disajikan sebagai persembahan kepada Dewa kuil Kasuga.
Saya hanya dapat merasa kasihan pada rusa yang dipotong tanduknya, namun beberapa turis yang tidak beruntung terluka oleh rusa jantan yang agresif tiap tahun (termasuk yang terluka di tempat lain di taman Nara ketika upacara berlangsung) saya memahami mengapa penduduk Nara melakukan upacara ini dan memotong tanduk rusa. Tanduk rusa dibuat dari bahan yang sama dengan kuku manusia. Tanduk rusa itu akan lepas tiap akhir musim dingin dan akan terganti saat musim semi. Pada saat tanduk rusa di potong, tanduk rusa akan tumbuh sempurna dan memotongnya sama seperti memotong kuku atau cakar kucing . Tidak ada efek menyakitkan pada rusa.
Menuju kesana
Shika no Tsunokiri berlangsung selama 3 hari pada hari rekreasi liburan akhir pekan tiap tahun. Masuk ke arena pacara Rokuen dimulai pada pukul 11.30 dan sesi pertama dari lima upacara harian pemotongan tanduk dimulai pukul 12 (tiap upacara berlangsung selama 30 menit). Izin masuk terakhir pukul 2.30 dan acara berakhir pada pukul 3. Karcis masuk seharga ¥1,000. Pemberhentian paling dekat dengan arena upacara Rokuen adalah Kasuga Taisha Omote Sando. Naik jalur kuning Nara city loop (lingkaran luar/ring road) baik dari JR Nara atau stasiun Nara (¥210)
Cara ke sana
The nearest bus stop to the Rokuen Ceremony Arena is the Kasuga Taisha Omote Sando. Take the yellow Nara City Loop Line (outer circle) from either JR Nara or Kintetsu Nara Stations (¥210).
Info lebih lanjut
Cari tahu tentang Kasuga Taisha.
FebiNU @febi.nugraheni.sunarno
you only know a part of me. iam a universe full of secrets