Pintu masuk ke rumah yang sederhana (Foto: )

Rumah Doi Bansui

Tempat tinggal tokoh sastra terbaik dari Sendai

Pintu masuk ke rumah yang sederhana (Foto: )
Meytrizha Surjanto   - 3 min read

Doi Bansui (1871 – 1952) yang terlahir dengan nama Tsuchii Rinkichi, adalah tokoh sastra terbaik dari Sendai. Anda bisa mempelajari sedikit mengenai dirinya di Museum Sastra Sendai, tetapi pilihan yang lebih baik dan lebih pasti adalah Bansui Soudou (晩翠草堂) yang merupakan Rumah Bansui. Doi Bansui merupakan penguasa kata-kata yang sejati; dia menguasai beberapa bahasa, pengarang yang cakap, penyair, guru, dan penerjemah ahli.

Setelah selesai belajar di Universitas Imperial Tokyo (yang kini dikenal sebagai Universitas Tokyo), ia kembali ke Sendai, kampung halamannya, bersama dengan istri dan anaknya. Anaknya meninggal di usia muda karena cedera, sedangkan istrinya meninggal karena usianya yang sudah tua. Walau begitu, Doi Bansui memiliki banyak murid yang setia, yang membantunya menggalang dana untuk membangun kembali rumahnya setelah hancur saat Perang Dunia II.

Bansui Soudou terletak dalam jarak 10 menit berjalan kaki dari stasiun kereta bawah tanah Aobadori, dan juga perhentian pertama dari bus wisata Sendai Loople. Awalnya, rumah Doi Bansui adalah rumah tiga tingkat. Para murid dan pendukungnya berhasil menggalang dana dan perlengkapan di Jepang yang sedang kekurangan sumber daya untuk membangun sebuah rumah satu tingkat yang sederhana dengan tamah sebagai hadiah kepada guru mereka.

Anda bisa masuk ke rumah ini dengan gratis dan biasanya ada pemandu dalam bahasa Jepang, tetapi juga ada pamflet atau selebaran penuh dengan informasi yang Anda butuhkan dalam bahasa Inggris. Anda bisa melihat rumah dengan sepetak taman di antara dua bangunan di Aoba Avenue. Ini adalah jalan yang sama dengan jalan menuju Museum Kota Sendai, Pusat Internasional, dan kastil. Masuklah melalui gerbang rumah, lepaslah sepatu Anda, dan masuklah ke dalam rumah.

Doi Bansui membawa sastra dunia ke Jepang melalui berbagai macam terjemahan, salah satunya adalah mahakaryanya: “The Odyssey” karangan Homer (yang diterjemahkan langsung dari bahasa Yunani). Anda juga bisa melihat berbagai macam karyanya yang lain (novel, terjemahan, puisi, dan lainnya) dalam kotak pajangan, juga melihat foto saat ia masih hidup. Ingatlah bahwa Anda saat ini sedang berada di rumah tempat Bansui hidup dan mati. Di sebuah ruangan di bagian belakang rumah terdapat kasur tempat terbaringnya Bansui di akhir hidupnya saat berusia 82 tahun pada tahun 1952.

Bansui sangat dicintai oleh kotanya dan ia juga berkontribusi sangat banyak. Untuk prestasinya dalam dunia sastra, kota Sendai memberi nama jalan di depan rumahnya dengan nama Bansui-dori (Bansui Avenue), dan juga mendirikan monumen yang didedikasikan bagi Bansui, serta memainkan lagu yang ditulis oleh Bansui mengenai Kastil Aoba di reruntuhan kastil tersebut.

Sebagai objek wisata, mungkin Anda hanya akan menghabiskan waktu sekitar 10 menit di Rumah Bansui. Rumah tersebut berukuran kecil, tetapi ada berbagai hal menarik untuk dilihat dan dipelajari. Selain itu, tempat ini juga gratis. dan lokasinya berada di dalam kota dekat dengan objek wisata lainnya, sehingga Anda bisa menambahkan lokasi ini sebagai perjalanan tambahan untuk rencana wisata Anda selanjutnya.

Meytrizha Surjanto

Meytrizha Surjanto @meytrizha.surjanto