Flycatcher berwarna biru dan putih ini adalah pengunjung di Taman Nasional (Photo: Ken (CC BY-NC-ND 2.0) / CC BY-NC-ND 2.0)

Taman Nasional Unzen Amakusa

Kekayaan di antara pegunungan dan laut

Flycatcher berwarna biru dan putih ini adalah pengunjung di Taman Nasional (Photo: Ken (CC BY-NC-ND 2.0) / CC BY-NC-ND 2.0)
Odilia Sindy Okinawati   - 3 min read

Taman Nasional Unzen-Amakusa terletak di antara Nagasaki dan Kumamoto, di sebelah barat daya Pulau Kyushu. Tiga sisinya dikelilingi oleh laut, di mana tempat terbaik untuk memulai perjalanan Anda adalah dari Gunung Unzen.

Terletak di salah satu area yang sejuk di Jepang, menjadikannya tempat ini menarik untuk menikmati alam bebas, dengan cuaca yang nyaman untuk mendaki, naik kayak, bersepeda, memancing atau berlayar dari Maret hingga Desember. Pada saat tertentu, khususnya bulan Mei dan Juni adalah waktu terbaik untuk berkunjung. Pada bulan ini bunga Azalea Kyushu yang berwarna merah muda dan bunga dogwood Jepang yang berwarna putih bermekaran di gunung. Para pengamat burung harus mengamati dengan seksama supaya dapat melihat flycatcher dengan warna biru dan putih yang jelas di musim panas. Sementara di musim dingin, Anda bisa menyaksikan bebek yang bermigrasi menuju Kolam Suwano.

Pusat pengunjung Gunung Unzen adalah tempat yang harus Anda kunjungi untuk mendapatkan arahan lokasi sebelum menuju pemandian air panas atau onsen yang ada di sekitar, yang mana aktivitas vulkanik berhubungan dengan Onsen Jigoku. Kenyataannya, Kumamoto adalah salah satu dari sepuluh prefektur yang terkenal akan pemandian air panasnya. Meskipun posisinya masih di bawah Prefektur Oita.

Selain keindahan alamnya, terdapat banyak tempat peninggalan sejarah yang penting di dalam taman nasional. Pada tahun 1543, misionaris dari Portugis datang ke Kyushu, yang dikenal sebagai Francis Xavier. Terdapat lebih dari 200,000 penduduk Jepang yang beragama kristiani di kota sekitar Taman Nasional Unzen Amakusa. Terdapat penganut kristiani di Osaka dan Kyoto pula. Dikatakan bahwa acara minum teh bersama memiliki kemiripan dengan Misa Katolik. Di mana para siswa Sen no Rikyu dulunya adalah penganut agama Katolik. Saat ini gereja yang dipulihkan kembali seperti Kapel Saikitsu yang digunakan untuk berdoa, dan pemerintah sedang mempertimbangkannya menjadi tempat peninggalan budaya dunia UNESCO.

Di dekat taman nasioanl terdapat Amakusa yang dikenal sebagai tempat penderitaan para martir dan keindahan alamnya. Museum Kristen Amakusa memamerkan sejarah tentang kekristenan di Kyushu. Amakusa sendiri juga merupakan rumah bagi 120 pulau yang bisa Anda kunjungi dengan perahu. Termasuk kapal layar Utase yang bersejarah, yang dapat ditempuh dengan setengah hari perjalanan dari Kota Ashikita. Makan siang berupa seafood juga disajikan, sudah pasti Anda akan berpesta saat makan siang disajikan. Ini adalah cara yang mudah untuk dapat menikmati apa saja yang ditawarkan oleh Taman Nasional. Bahkan Anda juga dapat melihat terumbu karang yang ada di beberapa pulau.

Amakusa adalah tempat kunjungan tambahan selain menjelajah taman nasional. Pusat Pengunjung Amakusa ini juga sudah dilengkapi dengan model dan brosur yang menjelaskan tentang apa saja yang ada di pulau tersebut.

Odilia Sindy Okinawati

Odilia Sindy Okinawati @odilia.djoenar

Travel is my soul!