Photo: Manish Prabhune / JT

Yokohama

Photo: Manish Prabhune / JT
Tomoko Kamishima   - 3 min read

Halo, dan selamat datang di Yokohama!

Semua orang yang tinggal di sini, di Jepang – baik orang-orang asli Jepang maupun penduduk asing – sangat mengagumi kota pelabuhan Yokohama. Hal ini mungkin dikarenakan penanda-penanda yang cukup kontras dari wajahnya yang cantik: Yokohama menyajikan perpaduan menakjubkan antara yang baru dan yang lama, perbukitan dan teluk, keanggunan dan ke-eksentrik-an! Area Minato Mirai yang brilian, Taman Yamashita yang memukau, Chinatown yang eksotis, jalur belanja Motomachi yang modern, distrik Yamate yang penuh sejarah, dan Noge yang santai dan bersahabat; area-area ini, dan masih banyak lagi bagian menakjubkan lainnya dari Yokohama. Yokohama terletak 30km di sebelah selatan pusat kota Tokyo (30 menit berkendara dengan kereta), dan per 2011, populasinya mencapai sekitar 3.7 juta orang.

Hingga penghujung Zaman Edo, Yokohama hanya merupakan sebuah desa nelayan kecil, dan Kanagawa (kotanya, bukan prefekturnya) yang berada di sepanjang Tokaido (jalur utama yang menghubungkan Edo dan Kyoto yang melintasi Yokohama dan bagian Prefektur Kanagawa lainnya, dan yang memiliki banyak penginapan berdiri di sepanjang jalurnya) merupakan tempat yang lebih penting. Setelah Perjanjian Perdamaian antara Jepang dan Amerika Serikat ditandatangani pada tahun 1854, pemerintah Jepang menjadikan desa Yokohama sebagai pusat pertukaran dan memperluas lahannya. Pada tahun 1859 Yokohama secara resmi membuka pelabuhannya untuk dunia dan menjadi pusat bisnis di Jepang. Pertukaran asing dan para pedagang mulai berbondong-bondong mendatangi Yokohama. Masyarakat di Zaman Edo memang sudah mengembangkan budaya mereka sendiri yang unik dan mewah, namun mereka cukup buta terhadap dunia luar. Jadi ketika penduduk Yokohama mulai berinteraksi dengan keanggunan dari luar negeri, rasa ingin tahu mereka terpancing dan mereka dengan cepat menyerap dan mengembangkan semua hal yang baru, versi mereka sendiri. Ini memberikan dampak yang cukup besar bagi Yokohama hingga keasliannyapun terbentuk. Budaya Yokohama berkembang sejak saat itu, dan terus-menerus maju hingga kini.

Setelah bertahun-tahun, Yokohama mengalami dua bencana serius yang benar-benar meluluhlantahkan seisi kota – Gempa Besar Kanto pada tahun 1923, dan pengeboman Perang Dunia II pada tahun 1945. Banyak penduduk asing tewas atau meninggalkan Yokohama pada masa-masa itu, dan banyak yang dimakamkan di Pemakaman Asing (Foreigner’s Cemetery) di Yokohama.

Ada yang mengatakan seperti ini: Di Kyoto, Anda akan diperlakukan selayaknya pendatang baru, meskipun keluarga Anda telah menjadi penduduk tetap semenjak generasi-generasi sebelumnya. Namun di Yokohama, Anda akan benar-benar dianggap dan diterima sebagai penduduk setempat, hanya dalam waktu tiga hari! Anda akan menyadari bahwa orang-orang di sini sangat ramah, baik hati dan fleksibel. Mereka telah menerima berbagai perubahan besar selama berabad-abad, dan dalam proses itu Yokohama telah berubah menjadi sebuah kota besar, mewah sebagai hasil dari penderitaannya selama ini.

Saya sangat merekomendasikan kunjungan ke Yokohama di tengah perjalanan menikmati sejarah Jepang kuno di Kyoto atau Nara, dan alam-alam memukau dari kunjungan ke daerah pedesaan seperti Hokkaido atau Nagano. Yokohama merupakan kota yang padat dan mudah untuk berkeliling di dalamnya. Anda akan benar-benar merasa seperti sedang berada di rumah ketika berkelana di sini, dan akan ada banyak sekali kesempatan untuk menarik napas panjang di sela-sela kesibukan. Jadi, silakan mampir dan nikmati Yokohama barang satu atau dua hari. Saya yakin Anda akan terkesan dengan energi dan gaya yang ditawarkan oleh Yokohama!

Tomoko Kamishima

Tomoko Kamishima @tomoko.kamishima

Japan is a small island nation, but we have a huge number of surprising things to discover here. Many of these delights can be found when you step off the main street onto small side paths. I really enjoy studying about and researching various aspects of traditional Japanese culture, and then sha...