Model dari beberapa dekade, dalam satu foto (Foto: )

Museum Tram Berjalan di Hiroshima

Berkendara melintasi sejarah

Vicky Amin   - 2 min read

Para pengunjung Kota Hiroshima dapat menikmati kenyataan bahwa, dibandingkan dengan Tokyo dan Osaka, mereka tidak akan tersesat ketika sedang berkeliling kota, seperti yang seringkali dialami oleh para pejalan kaki yang berkeliaran di dalam jaringan kota-kota di Jepang yang lebih besar.

Sebagai sebuah kota delta dengan enam sungai cantik yang saling berpapasan dalam pesisir "Kota Air" yang bermuara ke Laut Dalam Seto (Seto Inland Sea), ide untuk membangun sebuah sistem metro atau kereta bawah tanah tak pernah secara ekonomi terasa begitu giat, apalagi karena kota ini lebih nyaman dengan sistem tram yang sudah ada sejak tahun 1910.

Jaringan tram ini, mencakup 7 jalur yang menghubungkan sebagian besar Hiroshima bahkan hingga sejauh Miyajima, dioperasikan oleh Hiroden dan secara perlahan telah berevolusi menjadi teknologi tram yang mutakhir selama beberapa dekade. Selain murah dan nyaman, pengunjung Hiroshima juga dapat menikmati model tramnya itu sendiri, dan melihatnya lebih dekat. Kecantikan dari gerbong-gerbong tram dan jaringannya di Hiroshima ini dapat dinikmati dengan sebutan 'Museum Berjalan' Hiroshima.

Selain gerbong-gerbong yang lebih modern, pengunjung juga dapat menjumpai model-model yang masih beroperasi sejak tahun 1950an. Pada saat-saat tertentu dalam satu tahun, Anda juga dapat melihat replika dari model-model terdahulu (seperti Model 100 Hiroden dari tahun 1912), serta model-model yang diimpor dari Kyoto (di samping kota-kota Jepang lainnya yang sudah menutup jaringan tram mereka bertahun-tahun lalu) dan bahkan kota-kota Jerman juga, seperti Hannover dan Dortmund.

Vicky Amin

Vicky Amin @vicky.amin632

A traveler, budding travel writer, and amateur author. Writing is my way to redo my amazing journey all over again. I started "Cheating the World" project and with it, I've made two of my annual trips in a form of a book: "Cheating Southern Vietnam", and "Cheating Hong Kong & Macau" (still in Ba...