Nodaniya Gasshou-Zukuri (Foto: )

Nodaniya Gasshou-Zukuri

Rumah pertanian tradisional Jepang di Shirakawa-go

Nodaniya Gasshou-Zukuri (Foto: )
Dian Retno Mayang Sari   - 3 min read

Ketika berpikir tentang Jepang, orang-orang akan berpikir tentang modernisasi, teknologi agresif dan kota penuh beton atau gempa bumi yang sering terjadi, akan tetapi Saya pikir tidak banyak orang yang tahu bahwa Jepang sangat menjaga budaya dan tradisinya jauh dari keramaian dunia. Di India, semakin banyak desa yang berubah menjadi kota, hal itu bagus dan dibutuhkan pada beberapa poin akan tetapi Ayah Saya selalu menekankan bahwa kita tidak boleh lupa dengan akar, dan hal itulah yang Saya temukan di Jepang; amanat bahwa seseorang dapat menyentuh langit tanpa penah meninggalkan akarnya. Dan untuk mencari tahu amanat tersebut lebih jauh, Saya dengan beberapa teman, berjumlah 6 orang keluarga India, pergi pada perjalanan akhir pekan ke desa penuh sejarah indah di Shirakawa-go (“Distrik Tua Sungai Putih”) berlokasi di desa Shirakawa di prefektur Gifu.

Desa tradisional dan permai ini terkenal karena rumah pertanian beratap jerami gaya Jepang yang disebut Gasshou-Zukuri (‘dibentuk seperti tangan yang sedang berdoa’). Disain ini dibuat agar sanggup menghadapi hujan salju tebal pada musim dingin. Bentuk karakteristik lainnya adalah atap rumah ini dibuat tanpa menggunakan paku dan puncak atapnya secara tradisional menggunakan hasil panen ulat sutra. Beberapa dari rumah ini telah ada lebih dari 250 tahun dan seluruh desa saat ini dijaga sebagai salah satu tempat warisan budaya dunia UNESCO.

Kami mengunjungi Shirakawa-go pada minggu pertama bulan Maret dan tinggal semalam di salah satu rumah Gasshou-zukuri bernama Nodaniya. Hal ini merupakan pengalaman pertama bagi kami untuk tinggal di guesthouse Jepang. Keseluruhan pengalaman tersebut sangat menakjubkan! Interior Jepang, makanan dan keramahan menjadikannya lebih spesial. Dikarenakan menyewa bus untuk seluruh perjalanan, kami diperbolehkan untuk parkir tepat di depan rumah pertanian. Pemilik rumah tersebut, Mayumi San, adalah seorang wanita lembut ceria, menyambut dengan senyum hangat dan mengantar kami melihat seluruh bagian rumah.

Area penerimaan tamu dibuat dengan indah dengan kerajinan lokal dan fotografi yang dibingkai mengambarkan musim dan sejarah rumah. Berada di sebelah kanan adalah koridor lantai kayu dengan kamar gaya Jepang tepat disebelahnya. Bagian dalam semua kamar saling terhubung dan dipartisi dengan pintu geser. Tikar tatami tradisional dipasang rapi menutupi seluruh lantai dan meja makan bergaya Jepang berada tepat di tengah masing-masing kamar, diatur bersamaan dengan teh hijau dan kue lokal untuk kami.

Setelah mengatur koper, kami keluar untuk melihat-lihat lingkungan sekitar dan setelah bersantai menjelajahi salju indah yang menutupi lembah, mendapatkan makan malam yang menakjubkan telah menunggu di guesthouse. Seluruh pengaturan dan dekorasinya merupakan seni yang sangat indah. Terlihat sangat menarik dan menggoda! Saya penasaran bagaimana Mayumi San dapat mengatur semua hal tersebut dalam waktu yang sangat sempit. Setelah kami selesai menyantap makanan sehat, beberapa teman kami melanjutkan dengan berendam di onsen terdekat sementara kami berbincang-bincang sambil tiduran di futon nyaman yang sudah digelar.

Nodaniya memiliki dua kamar mandi terbagi untuk laki-laki dan peremuan serta dua bak mandi. Hanya terdapat satu pemandian umum, yang telah siap dengan bak mandi penuh air panas dan dapur besar dilengkapi dengan mikrowave, kulkas, dan peralatan lain. Setiap kamar telah dilengkapi dengan pemanas. Dan setelah tidur melewati malam dingin penuh mimpi indah, kami bangun keesokan harinya untuk menikmati sarapan dengan pengaturan yang sama rumitnya seperti makan malam.

Setelah menikmati makanan yang nikmat, kami keluar guesthouse pada pukul 9 pagi, setelah berterima kasih berkali-kali atas kebaikan dan keramahan tuan rumah Mayumi San, untuk semua upaya penuh ketelitian yang diberikan untuk membuat kami merasa nyaman dan mengesankan telah menginap di Nodaniya.

Dian Retno Mayang Sari

Dian Retno Mayang Sari @dian.retno.mayang.sari

My 2nd home country is my-yasashi-yokoso Japan!