Tidak semua tomat dalam satu pohon matang dalam waktu yang sama (Foto: )

Tomato Land di Iwaki

Perkebunan tomat berteknologi tinggi

Tidak semua tomat dalam satu pohon matang dalam waktu yang sama (Foto: )
Permata Dian   - 4 min read

Wisata petik buah bukanlah sebuah hal yang baru di Jepang, tapi itu baru bagi saya. Obsesi memetik buah yang tampaknya terjadi di seluruh Jepang ini memberikan Anda kesempatan untuk bisa memilih apakah ingin melakukan wisata petik buah pir di Oita, makan stroberi di Mie, atau makan ceri di Yamagata. Di mana pun tujuan perjalanan Anda, pasti Anda akan bisa menjumpai wisata petik buah. Sementara tempat-tempat wisata bertema petik buah seperti ini sering hanya membiarkan pengunjungnya berkeliling ke sana-kemari untuk memakan sejumlah buah-buahan segar dalam waktu yang ditentukan (jelas bukan sebuah pengalaman yang buruk), namun bagi Anda yang ingin belajar lebih banyak tentang apa yang sebenarnya diperlukan untuk menumbuhkan dan memanen berbagai sayur dan buah yang bisa ditemukan di supermarket, ada satu tempat yang wajib dimasukkan dalam daftar Anda: Tomato Land Iwaki.

Industri pertanian Jepang telah berubah, terutama di wilayah Tohoku sejak Gempa dan Tsunami Tohoku 2011. Tren menanam dengan memakai sesedikit mungkin bahan kimia atau bahkan tidak sama sekali, melindungi lingkungan dan memaksimalkan cita rasa buah dan sayur yang segar, membuat pembudidaya harus memakai teknologi sambil tetap memberikan sentuhan tangan manusia dalam tanaman budidaya mereka. Tomato Land Iwaki melakukan hal tersebut di rumah kaca besarnya dan mereka dengan senang hati mempersilahkan Anda untuk melihat (dan merasakan) ke dalam rumah kaca mereka.

Tomato Land Iwaki adalah perkebunan tomat yang beroperasi penuh. Siapa saja, kapan saja selama jam kerja, dapat mampir ke toko mereka yang ada di perkebunan untuk membeli tomat segar, jus tomat, selai tomat, dan beberapa produk makanan tomat lainnya. Yang harus Anda lakukan adalah membuat reservasi terlebih dahulu dengan mengisi formulir secara online atau menelepon nomor yang tertera di situs resmi mereka (hanya Bahasa Jepang). Satu kelompok tur bisa terdiri dari lima orang atau lebih. Untuk setiap ¥1,000 Anda akan diberikan wawasan baru tentang beberapa teknologi pertanian modern dan tentu saja dapat mencicipi beberapa tomat yang Anda petik sendiri!

Saat berjalan di rumah kaca Anda akan terkejut dengan seberapa besarnya tempat itu. Langit-langitnya menjulang tinggi di atas kepala Anda dan ada berderet-deret tomat yang ditanam di sini. Suara yang sayup-sayup terdengar di dalam rumah kaca adalah suara musik tradisonal Jepang. Beberapa orang percaya kalau tanaman tumbuh lebih baik jika Anda bernyanyi atau berbicara dengan mereka, tapi sebenarnya alasan musiknya diputar adalah untuk menghibur para pekerja. Kebanyakan dari mereka adalah wanita lanjut usia yang merasa lebih bahagia saat mereka bekerja memetik dan mengumpulkan tomat. Para pekerja di sini semuanya menyapa kami dengan ramah dan senyum. Seluruh tempat ini sangat bersih dan menurut saya itu sesuatu yang keren untuk rumah kaca, yang menurut informasi yang saya dapatkan didesain dengan gaya Belanda. Di sini tidak ada tanah sama sekali karena tanaman tomatnya ditanam di sabut kelapa yang dibungkus dan diletakkan di talang panjang.

Di ujung setiap lajur deret tomat tertera nama spesies tomat, dan ada banyak yang bisa dipilih. Cobalah mencicipi tomat organik ini langsung dari tangkainya ke mulut Anda; rasanya sangat lezat. Tomatnya memiliki ukuran lebih besar dan sangat berair. Sementara jenis tomat yang ungu rasanya jauh lebih manis dari yang saya perkirakan. Saya sendiri bukan penggemar berat tomat, tapi saya mungkin menjadi seorang penggemarnya sekarang. Saya tidak bisa menahan diri untuk mengeksplorasi rasa tomat yang ada di sini dan mencari tomat sempurna yang memiliki tingkat kematangan yang pas.

Salah satu tanaman budidaya lain yang kami kunjungi di akhir tur kami di luar rumah kaca adalah rumpun blueberry. Tomat adalah produk unggulan di sini, tapi beberapa buah dan sayuran lainnya juga ditanam di perkebunan ini. Pemandu kami menjelaskan bagaimana perkebunan di sini memakai teknologi tidak hanya untuk menghasilkan makanan yang terbaik bagi konsumennya, tapi juga untuk mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan. Di tempat ini ada panel surya, tangki penampung hujan, dan mesin daur ulang air. Air hasil daur ulang yang diperoleh kemudian digunakan kembali di perkebunan.

Kunjungan ke Tomato Land Iwaki adalah sebuah kesempatan untuk menyaksikan cara bertani di abad ke-21. Isi otak Anda dengan pengetahuan, lalu perut Anda dengan tomat segar dengan perjalanan Anda berikutnya ke Iwaki di Prefektur Fukushima.

Permata Dian

Permata Dian @permata.dian

I've been in love with everything related to Japan since I was child.