Pintu utama

Kuil Tsubaki

Sebuah kuil besar perkotaan khas Shinto

Pintu utama
Dian Retno Mayang Sari   - 2 min read

Kuil Tsubaki berlokasi di sebelah selatan pusat Matsuyama, pergilah ke jalan yang sibuk menuju Tobe. Beloklah ke kanan dan pemandangan di sana akan tiba-tiba menjadi agak sedikit pedesaan, dan dikejauhan dapat dilihat bangunan megah, dikelilingi pepohonan dan dibingkai oleh dua gerbang besar torii. Pandangan pertama pada kuil agung selalu menciptakan sensasi kegembiraan dan antisipasi, yang semakin tumbuh ketika Anda mendekatinya.

Kuil Shinto pada awalnya dibuat untuk menyucikan pengikut melalui penyatuan dengan alam, akan tetapi di kota, hal ini menjadi tantangan karena hanya terdapat sedikit alam. Dalam banyak kota, hal ini berarti beberapa pohon besar ditanam di lingkungan kuil, menjadikannya sebagai tempat perlindungan suci bagi manusia dan hewan yang lama menantikan kehijauan. Untungnya, Matsuyama merupakan kota yang sedikit hijau, dan kaya dengan dedaunan pepohonan tua mengelilingi kuil Tsubaki merupakan pemandangan biasa di sini.

Saya mengunjungi kuil Tsubaki pada hari libur nasional, sehingga terdapat banyak Hinomaru (bendera Jepang) yang menjadi bukti, dengan dua bendera besar terikat di pintu masuk yang menakjubkan tertiup angin kencang sebelum angin topan musim gugur. Kebanyakan orang Jepang tidak dapat menjelaskan mengenai apa itu Shinto tepatnya, akan tetapi tidak sedikit yang terikat dengan ritual Shinto. Salah satu ritual itu adalah upacara bayi yang baru lahir di kuil lokal. Ibu muda dengan celana ketat dan hak tinggi berada di sana dengan bayi mungil dalam selimut ketat, ditemani suami dan ibu mertua, untuk memukul drum dan melambaikan tongkat doa di atas bayi kecil tersebut. Baptis sederhana ini dilakukan di kedalaman kuil, panel kayu megah dan perlengkapan emas, dengan tiupan angin menyenangkan di kedua sisi.

Kuil merupakan ruang terbuka bagi umum, dan kuil Tsubaki dengan aula modern besar tersembunyi dari kuil utama oleh pohon. Tertarik dengan beberapa suara parau penyanyi enka dan suara keras tepuk tangan, Saya memasuki aula untuk menemukan jamuan dalam jumlah banyak, dengan tidak ada seorang pun di bawah umur 70 tahun. Musik diiringi oleh pertunjukan orang-orang tua berpakaian seperti kucing, berdekorasi peralatan perak. Dari sudut pandang Shinto, hal ini merupakan hal yang biasa, dan karena kuil dimaksudkan untuk mempromosikan kesukacitaan manusia, mabuk di sekitar lingkungan kuil merupakan tingkah laku yang patut.

Kuil Tsubaki merupakan contoh sempurna dari kuil besar, perkotaan, dan apabila menemukan Matsuyama pada saat terjadi kegiatan Shinto seperti tahun baru, atau Setsubun (hari sebelum permulaan musim semi di Jepang), Anda akan menyaksikan ketakwaan Shinto murni dari masyarakat lokal.

Dian Retno Mayang Sari

Dian Retno Mayang Sari @dian.retno.mayang.sari

My 2nd home country is my-yasashi-yokoso Japan!