Kunjungan ke Sawara benar-benar merupakan sebuah pengalaman yang membuat saya kembali ke era Edo, dengan rumah-rumah kayu, jalan setapak berbatu, dan kanal kuno yang sangat ikonik. Semua terasa tua, menenangkan dengan cara tradisional, dan saya pikir saya sudah cukup merasakan pengalaman klasik – hingga saya tiba di objek wisata paling terkenal di kota tersebut, Museum Inoh Tadataka.
Terletak di antara pemukiman "Little Edo", dekat dari Kanal Sawara, Museum Inoh Tadataka berdiri dengan indahnya meskipun dalam arsitektur yang lebih kontemporer. Bangunan ini adalah sebuah museum yang didedikasikan untuk Inoh Tadataka, seorang ahli ukur tanah dan kartografer yang kemudian menjadi orang pertama yang menciptakan peta Jepang berdasarkan sebuah survey lapangan yang ia lakukan. Ya, ia berjalan menelusuri negeri, menyeberangi pulau dalam berbagai misi, menyatukan peta-peta kecil dari masing-masing perjalanan, menjadikannya sebuah peta Jepang secara keseluruhan – hasilnya sangat mirip dengan peta yang dibuat oleh satelit yang biasa kita lihat saat ini.
Inoh Tadataka berasal dari sebuah keluarga petani miskin, yang kemudian diadopsi oleh keluarga Inoh di Sawara. Menginjak usia 55 tahun, ia meninggalkan Edo untuk memulai ekspedisi pertamanya, ke Tohoku dan wilayah Hokkaido selatan. Perjalanannya berlangsung terus menerus, hingga akhirnya ekspedisi ke-10 yang mencakup seluruh wilayah Edo melengkapi "Dainihon Enkai Yochi Zenzu" -- peta Jepang pertama yang dibuat berdasarkan survey. Dan museum tersebut menceritakan semuanya – kronologis, cerita detil dari hari pertama ia lahir sampai momen saat ia mulai tertarik dalam dunia pengukuran garis bujur dan lintang, sampai ke alat-alat dan instrumen yang ia butuhkan dalam ekspedisi, dan tentunya, sebagai sajian utama dari museum: the "Inoh Zu", atau peta asli yang dibuat oleh Inoh itu sendiri.
Hal yang menarik banyak orang untuk datang ke museum adalah peta komplit Pesisir Jepang Raya (Greater Coastal Japan) yang terdiri dari 214 peta berukuran besar (1:36000), 8 peta berukuran sedang (1:216000), dan 3 peta berukuran kecil (1:432000). Bagi saya pribadi, ini adalah sebuah mahakarya yang pantas untuk dikagumi. Dan pantas untuk direnungkan, seperti ketika saya memperhatikan peta tersebut dengan seksama, dan saya tidak bisa berhenti berpikir tentang kehebatan Inoh Tadataka – seorang laki-laki tradisional, mampu mencapai sesuatu yang begitu besar yang penduduk Jepang dan seluruh dunia bisa nikmati hingga saat ini. Saya begitu tercengang dengan tingkat keakuratan dan keindahan peta. Ya, tidak heran, karena semua itu dibuat berdasarkan survey yang dilakukan langsung, oleh seorang ahli astronomi yang begitu andal. Dan dengan keakuratan dan sentuhan artistik itu, Inoh Zu pun terpilih sebagai harta karun nasional pada tahun 2010.
Selain peta-peta yang menjadi pameran utama museum, lukisan dan gambar (keindahan alam yang dijumpai selama ekspedisi), cerita dari proses dilakukannya survey sampai proses pembentukan peta, alat-alat, serta peta-peta perbandingan, museum ini juga memiliki fasilitas menarik lainnya. Yang paling terkenal adalah sebuah ruangan yang memarekan replika dari keselurahan negeri Jepang lengkap dengan kontur tanahnya, ditambah dengan beberapa permainan penyusunan peta Jepang di sekelilingnya – membuktikan bahwa museum tersebut cocok untuk semua kalangan. Ada juga sebuah teater audio visual mini yang memutarkan dokumenter secara berulang, dan beberapa stan dengan layar dimana pengunjung bisa mengakses informasi yang mereka butuhkan.
Mengunjungi museum tersebut menyempurnakan perjalanan saya akan Jepang kuno. Karena membuat saya terus mengikuti kisah Inoh Tadataka dari satu ekspedisi ke ekspedisi lainnya, menganalisa peta-peta kecil buatannya, sampai akhirnya saya dapat melihat peta Jepang secara keseluruhan, museum tersebut sukses menjadi mesin waktu yang mengembalikan saya ke era 18 – membuat saya merasa seperti berada di sisi Tuan Tadataka ketika ia melakukan perjalanannya yang menakjubkan.