Bangunan putih yang menyala dari Museum Seni Aomori (Photo: Tomomi Sasaki)

Museum Seni Aomori

Pameran seni dari barat, timur, dan tentunya Jepang

Bangunan putih yang menyala dari Museum Seni Aomori (Photo: Tomomi Sasaki)
Febry Fawzi   - 3 min read

Museum Seni Aomori hanya selemparan batu dari situs sejarah Jōmon di Sannai-Maruyama, namun Anda mungkin akan berpikir kalau kedua tempat ini berada di satu tempat. Museum seni ini merupakan bagian dari seni itu sendiri, yang dirancang untuk melengkapi gaya bangunan dari sekitarnya, kawasan Jōmon. Bentuk museum ini layaknya sebuah situs arkeologi yang telah digali dari parit-parit Sannai-Maruyama. Dinding putihnya sangat kontras dengan dinding berwarna buminya yang bisa Anda lihat melalui jendela dari dalam museum. Warna putih ini juga sangat terlihat bagaian sebuah mercusuar yang menyembul di balik hijaunya dedaunan musim semi atau sangat menyatu dengan pemandangan bersalju musim dingin, selayaknya bangunan yang terbuat dari salju. Petunjuk jalan di museum ini juga sangat unik. Dengan sedikit imajinasi, gaya penulisannya bisa terlihat seperti pada zaman Jōmon dulu kala. 

Tujuan utama dari museum ini adalah untuk berbagi mengenai seni dan budaya dari penduduk sekitar Aomori. Tiga ruang pameran yang cukup luas menampilkan galeri dari komunitas masyarakat lokal. Lukisan, gambar, dan ukiran disandingkan dengan dinding, lantai, dan atap yang putih. Pastikan Anda mengambil pamflet informasi yang berbahasa Inggri atau Jepang setelah membeli tiket masuk untuk mengetahui cerita di balik karya atau tema-tema yang sedang diangkat. Yoshitomo Nara bisa jadi merupakan seniman Jepang yang paling terkenal di museum ini. Dia merupakan orang asli Aomori dan museum ini memamerkan banyak karyanya. Museum ini memiliki dua karyanya yang paling legendaris yaitu Octagonal Chamber dan patung setinggi 8,5 meter dari Anjing Aomori mengintip ke luar jendela.

Cara lain untuk menampilkan seniman Aomori adalah dengan menampilkan karya permanen dan koleksi spesial untuk mencapai pengunjung yang lebih luas. Toshimitsu Imai dan Shusaku Arakawa merupakan artis Jepang dari prefektur lain yang karyanya pernah ditampilkan di luar negeri oleh visioner seperti Wassily Kandinsky, Paul Kee, dan Pablo Picasso. Carikan warna-warni di ruangan putih nan luas menanti Anda di dalam. Saya bukan seorang seniman namun saya mendapati diri saya sangat menikmati ketika melihat lukisan lebih lama dari yang bisa saya pikirkan. Direktur museum yaitu Hibari Takayama melakukan kerja terbaiknya dengan denah dan pilihan karya yang ditampilkan ke dalam koleksinya. Pameran khususnya melengkapi koleksi permanen. Pameran yang telah berlalu meliputi lukisan still life gaya Eropa, prasasti dari kekaisaran Romawi kuno, dan desainer Rusia untuk teater, opera, dan tarian.

Sebelum meninggalkan museum, saya anjurkan untuk mampir ke toko souvenir atau restoran di sebelah timur pada lantai dua. Toko souvenir/oleh-oleh memiliki barang-barang nyeni. Setelah melihat buku seni dan pernak-pernik yang aneh, saya juga membeli penghapus lucu sebagai oleh-oleh untuk guru saya. Bergambar seekor simpanse dan berbagai bentuk evolusi hingga menjadi manusia. Restorannya juga cukup baik, namun ada beberapa pilihan lebih di Sannai-Maruyama yang tak jauh dari sini. Restoran ini cukup dekat dengan patung anjing.

Museum Seni Aomori ini dapat dengan mudah diakses dari Stasiun JR Aomori dengan menaiki bus selama 20 menit. Gunakan bus bertanda "Menkyo-center" dan berangkat dari pemberhentian "Kenritsu-bijutsukan-mae". Sesampainya di sana, jalanlah beberapa blok ke situs bersejarah Jōmon, Sannai-Maruyama.

Info lebih lanjut

Cari tahu tentang Aomori Museum of Art.

Febry Fawzi

Febry Fawzi @febry.fawzi

Trying to make the world home.