Sebagai permulaan, kereta-kereta (seperti Jaringan JR dan Shinkansen) berjalan di atas permukaan tanah dan moda kendaraan ini akan membawa Anda dari pusat kota ke daerah pinggiran kota, begitu juga sebaliknya. Sedangkan subway (seperti Tokyo Metro dan Toei Subway) berjalan pada jalur yang berada beberapa meter di bawah tanah dan berperan sebagai transportasi intra-metropolitan.
Selain itu, Anda juga perlu tahu kalau kereta berhenti beroperasi sekitar tengah malam (meskipun pemerintah tengah mempertimbangkan layanan 24 jam), jadi sebaiknya Anda sudah berada di peron transit terakhir Anda saat tengah malam, atau lebih baik lagi lebih awal dari itu. Jika tidak, Anda harus naik taksi atau menunggu sampai jam 5 pagi saat kereta mulai beroperasi kembali.
Pembagian Eskalator
Etiket menggunakan eskalator di stasiun kereta adalah hal lainnya yang harus Anda ketahui dan etiket ini sebenarnya juga berlaku di tempat-tempat lain. Setidaknya di area Tokyo, Anda berdiri di sisi kiri eskalator. Hal ini bertujuan agar sisi kanan bisa digunakan bagi mereka yang terburu-buru dan ingin berjalan di anak tangga eskalator.
Membaca Petunjuk
Petunjuk elektronik yang ada di peron menampilkan waktu datangnya kereta dalam Bahasa Jepang dan Inggris. Di semua kolom, dari sisi paling kanan sampai ke yang paling kiri akan memuat nama jalur dan apakah kereta tersebut "lokal" atau "cepat"—"lokal" berhenti pada setiap stasiun, sedangkan "cepat" akan melewatkan sebagian stasiun tersebut. Ada juga "ekspres" dan "ekspres terbatas". Dua jenis kereta ini terkadang memiliki tempat duduk yang bisa dipesan sebelumnya dan hanya berhenti di beberapa stasiun saja. Untuk jaringan metro, keretanya akan berhenti di setiap stasiun. Papan petunjuk yang ada di peron akan memberitahukan Anda stasiun mana yang dilewati dan yang tidak dilewati di setiap jalurnya. Kolom di bagian tengah menampilkan waktu keberangkatan setiap kereta dan kolom terakhir menampilkan tujuan akhir dari kereta-kereta tersebut.
Mungkin saat Anda membaca petunjuk Anda akan bepikir "Kenapa beberapa kereta yang menuju ke arah yang sama tujuan akhirnya bukan titik pemberhentian terakhir yang ada di jalur tersebut?" Itu adalah pertanyaan yang sering saya tanyakan pada diri saya sendiri saat saya naik kereta yang berhenti satu stasiun sebelum stasiun yang saya tuju. Saya tidak tahu persis jawabannya, tapi jika hal ini terjadi pada Anda, tenang saja karena kereta yang lewat selanjutkan akan mengantarkan Anda ke stasiun yang ingin Anda tuju. Jadi, turun saja dan antrelah di peron yang sama.
Di Mana Saya Sekarang?
Saat berada di dalam kereta, jika Anda cemas kalau Anda mungkin akan melewatkan pemberhentian Anda atau Anda tidak tahu sudah sampai di manakah Anda, tenang saja, Anda bisa mendengarkan pengumuman di kereta (contohnya, di akhir pengumuman mereka akan memberitahukan di stasiun manakah kereta akan berhenti selanjutnya: "Shibuya, Shibuya desu") atau tunggulah sampai tiba di stasiun untuk membaca papan petunjuk yang ada di tengah peron atau yang ada di tiang-tiang. Pilihan lainnya adalah bertanya pada orang di sebelah Anda. Contohnya, katakan "Sumimasen, Shibuya eki desu-ka?" untuk "Permisi, Ini Stasiun Shibuya?"
Kereta dan subway biasanya memberikan pengumuman dalam Bahasa Jepang dan Inggris saat mereka berada di sekitar pusat kota Tokyo. Tapi semakin Anda mengarah ke luar pusat kota, pengumuman interkom hanya dalam Bahasa Jepang saja.
Jam Sibuk Ekstrem
Jika Anda seperti saya, sering memenuhi koper dengan barang yang banyak sekali sampai Anda harus duduk di atasnya untuk bisa menarik resleting agar koper itu bisa tertutup, Anda pasti sudah punya gambaran seperti apa rasanya berada di dalam gerbong kereta saat jam sibuk. Kereta biasanya penuh sesak pada jam sibuk di hari kerja mulai sekitar pukul 6.30 sampai 9.30 di pagi hari dan sekitar pukul 17.00 sampai 21.00 di sore harinya.
Jika Anda melihat sebuah kereta yang sudah penuh dan berpikir Anda akan naik kereta selanjutnya saja: jangan salah, karena kereta yang datang selanjutnya sudah pasti sama penuhnya. Selama jam sibuk, penumpang kereta tidak akan segan mendorong penumpan lain sampai mereka benar-benar mepet di pintu kereta agar penumpang yang masih di luar bisa ikut masuk ke kereta tersebut, jadi berhati-hatilah. Mendorong atau didorong!
Tidak benar-benar tidur di Tokyo
Kapanpun Anda mengamati keadaan di dalam kereta, Anda akan melihat orang yang membaca buku, mengobrol dengan suara pelan, mendengarkan musik ataupun tidur. Yang terakhir masih menjadi tanda tanya di benak saya: bagaimana seseorang dalam mode hibernasi seperti itu tahu kapan mereka harus turun?
Suatu saat setelah seharian berjalan, saya memutuskan untuk mencobanya sendiri di perjalanan saya pulang. Triknya? Jangan benar-benar tertidur. Bisa memejamkan mata meskipun hanya sebentar jika Anda bisa memperoleh tempat duduk memang sungguh nyaman (saya bahkan pernah "tidur" sambil berdiri), tapi kebanyakan dari penumpang yang tidur tersebut tahu benar sudah sampai stasiun mana dan berapa banyak stasiun lagi yang harus mereka lalui untuk bisa sampai ke tujuan mereka.
Meskipun begitu Anda juga bisa menjumpai penumpang yang benar-benar tertidur, seperti seorang laki-laki paruh baya yang pernah duduk di sebelah saya. Jika Anda mengalami kejadian semacam ini Anda tinggal turun di pemberhentian selanjutnya dan kemudian naiklah kereta yang menuju ke arah berlawanan di peron yang sama—jangan lupa perhatikan papan petunjuk yang ada.
Toilet
Toilet stasiun kereta mungkin adalah mimpi buruk bagi sebagian orang, tapi hal ini tidak berlaku di Tokyo. Sebab semua toilet stasiun yang ada di Tokyo kondisinya bersih dan bisa berfungsi dengan baik. Selain itu Anda biasanya juga akan menjumpai deretan campuran toilet bergaya Jepang dan Barat yang bisa Anda pilih.
Untuk berbagai informasi seputar etiket kereta silahkan cek di artikel ini.