Pembuatan kertas washi dulunya adalah industri penting di area Tsuwano. Meskipun telah didaftarkan di Hamada, pembuatan Kertas Jepang Sekishu yang merupakan warisan dunia UNESCO juga dibuat di Tsuwano. Di sini, para pengunjung dapat merasakan pengalaman membuat sendiri kartu pos washi di pusat Tsuwano.
Kota kastil Tsuwano ini mempunyai produksi air yang melimpah yang mana sangat mendukung industri ini. Sungai di Tsuwano ini juga mengalirkan air dingin yang mendukung pertumbuhan wasabi, pembuatan sake, dan pembuatan kertas washi. Alasan bahwa suhu air memegang peranan penting produk-produk tersebut adalah hubungan antara dinginnya air dengan rendahnya kadar kotoran organik.
Prosesnya dimulai dari pohon kouzo (mulberi), karena kulitnya yang cocok untuk diolah dengan urutan: diuapi, direbus dan dibanting. Material ini kemudian dicampur dengan lem yang untuk membuat substansi yang mirip air yang kemudian "dikeduk" ke dalam jala bambu ('su") yang kemudian dibentuk dengan menggunakan cetakan kertas. Kedukan yang berhasil akan meningkatkan ketebalan kertas. Selain itu juga bisa dihias dengan menggunakan dedaunan atau daun emas, yang dapat dilekatkan diantara tumpukannya.
Proses pembuatan kertas washi ini membutuhkan 15 menit untuk penjelasan (bisa lebih cepat bila peserta tidak berbicara Bahasa Jepang), sekitar 10 menit dibutuhkan untuk membuat kertas washi sendiri, dan sekitar 30 menit diperlukan untuk mengeringkan kertasnya. Proses pengeringan ini dilakukan secara tradisional dengan meletakkan kertas di sebuah papan spesial dan membiarkan kering dengan sendirinya. Namun pada abad 21 ini, para pengrajin di toko membuat cara pengeringan yang baru (dengan mesin penyedot untuk industri, dan oven) untuk mempercepat prosesnya. Meskipun memakan waktu 20-30 menit, peserta dapat berkeliling dan makan siang di restoran sekitar yang ada, kemudian baru mengambil kartu pos yang sudah jadi.