Kyoto National Museum

Review
Photo: Kyoto National Museum – tomomarusan / CC BY-SA 3.0

The Kyoto National Museum is one of the major art museums in Japan. Located in Kyoto's Higashiyama ward, the museum focuses on pre-modern Japanese and Asian art. [Wikipedia]

Informasi

Alamat

527 Chayacho, Higashiyama Ward, Kyoto (Arahan)

Jam buka

9:30 - 18:00 Sedang beroperasi

Jam Operasional

Senin Tutup
Selasa 9:30 - 18:00
Rabu 9:30 - 18:00
Kamis 9:30 - 18:00
Jumat 9:30 - 18:00
Sabtu 9:30 - 18:00
Minggu 9:30 - 18:00
Holidays 9:30 - 18:00

Accessibility

  • Persewaan kursi roda
  • Guide dog access

Facilities

  • Restaurant

Language support

  • English
  • Japanese

Artikel terkait

0 article

Eksplor

Nishikiro Ryokan, Kyoto Station

Nishikiro Ryokan, Kyoto Station

Sandra Isaka

Tiga menit saja dengan berjalan kaki dari Kyoto Station, Nishikiro Ryokan adalah penginapan yang sederhana, bersih, dengan pemilik dan pengelola yang ramah. Sangat cocok untuk pelancong dengan budget terbatas yang mengininkan pengalaman otentik khas Jepang

Kyoto 2.4k
Hostel Piece Kyoto

Hostel Piece Kyoto

Bonson Lam

Sebenarnya hostel ini tak memiliki suasana ruko tradisional di Kyoto. Tak ada gorden noren berwarna ala matcha/teh hijau atau tak tercium wangi segar lantai tatami, karakteristik yang lebih terdapat pada Roujiya Guesthouse atau ruangan di Hostel Hana. Namun Piece Hotel lebih memiliki sebuah atmosfer layaknya hostel, dengan warna minimalis dan tembok beton dengan galeri seni kontemporer, sedikit lebih mirip campuran Khaosan Hostel dan Hotel Anteroom

Kyoto 3.5k 1
Dai-Ichi Asahi Ramen, Kyoto

Dai-Ichi Asahi Ramen, Kyoto

Peter Lin

Dai-Ichi Asahi Ramen adalah ramen bergaya Kyoto terkenal yang berlokasi di dekat stasiun Kyoto. Restoran ini dikenal dengan shoyunya . Dikarenakan ketenarannya, bersiaplah untuk mengantri. Untuk harganya masih terjangkau dan semangkuk menu ramen andalan dipatok dengan harga 800 Yen. 

Kyoto 2.3k
Mencicipi Issen Yoshoku

Mencicipi Issen Yoshoku

Irma Syahriar

Kyoto terkenal dengan banyak hal. Tetapi saat berbicara makanan, Issen Yoshoku salah satu makanan yang direkomendasikan untuk tidak dilewatkan.

Kyoto 2.8k
Sanjusangendo

Sanjusangendo

Sanjusangendo, officially called Rengeō-in, is a Buddhist temple of the Tendai sect located in the Higashiyama district of Kyoto. The temple’s main hall is famous for housing 1,001 statues of Senju Kannon (1,000-armed Kannon), the goddess of mercy. Taira no Kiyamori built the temple in 1164 as a retirement palace for Emperor Go-Shirakawa. Years later, the structure burned down but was reconstructed in 1266. The name Sanjusangendo translates to “a hall with 33 spaces between columns'' and refers to the number of intervals between the temple’s support columns. The focal point of the temple is its main hall. The impressive one-story building measures 120 meters long, making it the longest wooden structure in Japan. The main hall’s humble architectural style is characterized by its woodwork and slanted roof of wooden shingles. Despite its lack of outward ornateness, the hall’s sheer size commands respect from visitors and exudes a ubiquitous air of sacredness. Apart from the main hall, the grounds are also home to tranquil gardens, temple structures painted in brilliant vermillion, and an annual archery festival called Toshiya Matsuri, where thousands of participants come to test their bow skills and endurance. Witness the 1,001 Senju Kannon Statues Inside the main hall, walk among hundreds of golden, human-sized statues of Senju Kannon. The ornately carved statues stand in elegance with two of their 1,000 arms positioned in prayer and their serene faces deep in meditation. Atop their heads sprout additional smaller heads, which, along with goddess’ 1,000 arms, help her better fight human suffering. In the center of the hall sits a large statue of Kannon, who is positioned similarly in prayer with her multitude of arms fanned out behind her. The 12th and 13th-century statues are carved from Japanese cypress and lacquered with gold leaf, and the large Kannon statue, in particular, is considered a National Treasure. The 1,000 smaller statues are situated on both sides of the seated goddess in ten rows of 50. In front of the first row of Kannon statues, stand 28 additional sculptures of Buddhist guardian deities, many of whom, in contrast to the meditative statues, are poised in protective stances. The visual of hundreds of golden statues against the wooden hall’s muted walls is a truly awe-inspiring sight. Visitors cannot help but be comforted by the overwhelming sight of the serene goddess of mercy. Admission to Sanjusangendo costs 600 JPY for adults, 400 JPY for junior/senior high school students, and 300 JPY for children.

Kyoto Berjarak 4 menit
Kenninji

Kenninji

Kennin-ji is a historic Zen Buddhist temple in Higashiyama, Kyoto, Japan, near Gion, at the end of Hanami Lane. It is considered to be one of the so-called Kyoto Gozan or "five most important Zen temples of Kyoto". [Wikipedia]

Kyoto berjarak 1.1 km
Kiyomizu-dera Kyoto

Kiyomizu-dera Kyoto

Di Kiyomizu-dera, ada dijual jimat yang dikatakan bisa "menghindarkan dari kecelakaan lalu lintas," dan jimat lain yang mengatakan "Anda akan terhindar dari kecelakaan lalu lintas dan keluarga Anda akan bahagia". Keduanya masing-masing seharga ¥ 400. Saya bertanya-tanya; mengapa Anda ingin membeli jimat yang pertama, ketika dengan jimat kedua, keluarga Anda akan bahagia tanpa biaya tambahan? Saya pikir, saya biasanya tidak berdoa untuk keselamatan agar terhindar dari kecelakaan lalu lintas. Kecuali ketika saya sedang di atas sepeda di jalan raya, atau jika istri saya keluar larut malam, atau ketika saya merasakan guncangan hebat di perut sepanjang terjadinya turbulensi mendadak di pertengahan penerbangan. Wow, mungkin saya banyak berdoa sepanjang penerbangan itu. Berapakah nilai sebuah doa yang dijawab? Apakah seharga ¥ 400? Bagaimana jika kita tidak mendapatkan jawaban dari apa yang kita doakan? Apakah itu berarti bahwa Tuhan tidak ada? Atau bahwa Ia lebih besar dari obyek doa-doa kita. Apa yang kita lakukan ketika doa kita dijawab, tapi kemudian menyadari bahwa kita masih belum puas? Keajaiban berwisata ada dalam saat-saat refleksi seperti itu. Momen yang membersihkan pikiran Anda dan memberi kesempatan untuk memikirkan pertanyaan yang lebih besar dalam hidup. Menjadi salah satu atraksi paling populer di Kyoto, tempat ini bukan tempat untuk merenung yang tenang. Setidaknya, tidak setiap saat setelah pukul sembilan pagi. Itu adalah waktu di mana manusia berdatangan dalam segala warna dan bentuk serta dengan segala macam harapan dan impian. Atau hanya tempat untuk dikagumi keindahannya, sesuatu yang bisa mengangkat semangat mereka. Sangat menarik mengamati orang yang berbeda-beda di kuil ini. Beberapa dari mereka datang untuk mengagumi keindahan arsitektur dan pengaturannya, dan beberapa lagi datang untuk mencari pembaharuan pada sebuah ziarah. Melihat banyaknya kartu doa yang tergantung tertiup angin, saya merasa rendah hati oleh seruan hati mereka, kasih sayang yang mereka tunjukkan untuk keluarga dan teman-teman mereka, dan ucapan syukur lembut mereka karena sambutan dan peluang yang mereka terima di Jepang. Tidak peduli apa yang Anda percayai, kenyataannya kita semua terbuat dari daging dan darah yang sama. Jauh sebelum Kyoto ada, ada aliran sungai pegunungan yang segar jauh di Pegunungan Otowa yang dikenal memiliki kualitas khusus. Dan pada tahun 778, Kiyomizu-dera, atau kuil air murni dibangun. Bangunan yang Anda lihat hari ini dibangun kembali pada abad ketujuh belas, termasuk platform pandangnya yang tinggi. Ada pepatah di antara warga Jepang bahwa ketika mereka akan membuat keputusan besar, mereka seolah siap melompat dari panggung Kiyomizu. Di belakang aula utama dan panggung pandang, di sisi bukitnya ada sebuah kuil kecil (Jishu) dengan dua batu yang ditempatkan secara strategis di kedua ujung. Dikatakan bahwa jika Anda berjalan dari satu batu ke yang lain dengan mata tertutup dan tanpa bantuan maka Anda akan menemukan pasangan hidup impian Anda. Mata air harapan abadi di sini ketika banyak orang muda dan tua, dengan senyum yang menyampaikan harapan dan antisipasi, melakukan perjalanan ke sisi lain. Beberapa teman yang jahil mungkin mencoba untuk menyesatkan mereka, berharap bisa menertawakan ketika mereka jatuh dari tepinya, tapi kebanyakan diam-diam berharap mereka akan berhasil. Sebagaimana Holley Gerth mengingatkan saya, "harapan adalah benih yang Tuhan tanam dalam hati kita, yang mengingatkan kita ada hal-hal yang jauh lebih baik di depan."

Kyoto berjarak 1.2 km
Jelajahi Kyoto