Yokohama Chinatown pada Malam Hari

Sebagai salah satu area pecinan terbesar di dunia, dan bahkan yang terbesar se-Jepang, Yokohama Chinatown sudah pasti jadi lirikan siapapun yang mampir ke kota pelabuhan ini. Bukan cuma karena luasnya saja, tapi juga karena unsur Tionghoa-nya yang begitu kental meski berada di tengah-tengah budaya Jepang yang sama kuatnya! Tapi pernahkan terbayang di benak Anda untuk mengunjungi tempat ini pada malam hari? Kalau pernah, Anda benar-benar harus melakukannya—karena Yokohama Chinatown akan menjadi berkali-kali lipat lebih menakjubkan!

Dalam kunjungan satu hari saya ke Yokohama, Yokohama Chinatown secara tak terencana menjadi pemberhentian terakhir saya. Berjalan kaki dari Taman Yamashita setelah turun dari kapal Sea Bass, saya disambut oleh salah satu gerbang masuk Yokohama Chinatown yang megah dan menyala-nyala. Dari situ saya langsung tahu bahwa sesuatu yang meriah sedang menanti saya di dalam area pecinan itu. Saya pun masuk, dan benar saja, atmosfer baru yang begitu enerjik seketika menyeruak menyelimuti saya.

Berkelana di Yokohama Chinatown membuat saya lupa kalau saya sebenarnya masih berada di Jepang. Toko-toko dan restoran-restoran Tionghoa berdempetan di jalur-jalur dan gang-gang sempit, dengan papan-papan, neon-neon, dan lentera-lentera merah yang mengingatkan saya pada Hong Kong. Dan karena malam sudah tiba, hidupnya Yokohama Chinatown makin terasa dengan tempat-tempat makan yang terlihat makin sibuk dan orang-orang di jalan yang tergesa-gesa ingin segera masuk dan menyantap sesuatu. Kehadiran Kanteibyo, kuil yang dibangun pada tahun 1873 untuk menyembah dewa bisnis dan kesejahteraan dalam kepercayaan Tionghoa, pun makin memperkuat kesan itu. Tapi semuanya masih belum cukup kalau Anda tidak mencicipi makanan atau jajanan khas Tionghoa yang disajikan di Yokohama Chinatown. Salah satunya, bakpao (manju) berbagai macam isi yang dijual di banyak toko!