Pohon willow yang berdiri sendirian akan menyambutmu kembali ke abad 19 (Foto: )

Daerah Geisha Higashi Chaya di Kanazawa

Higashi Chaya, cara termudah mengalami perjalanan ke masa lampau

Pohon willow yang berdiri sendirian akan menyambutmu kembali ke abad 19 (Foto: )
Santy Tobing   - 5 min read

Ketertarikan saya pada Jepang selalu terkait dengan pelestarian sejarah dan budaya lamanya. Meskipun berbagai daerah di Jepang tak pernah kekurangan hal seperti ini, saya percaya contoh pelestarian masa lalu terbaik ada di kota Kanazawa.

Kanazawa, terletak di Prefektur Ishikawa, jauh dari Laut Jepang adalah daerah yang terkenal dengan kepiting, sake kualitas tinggi dan sejarahnya yang kaya. Dipimpin oleh klan Maeda selama lebih dari 300 tahun, beberapa situsnya yang lebih terkenal adalah Taman Kenroku-en dan Kastil Kanazawa.

Meskipun itu semua adalah wasiat ajaib dari waktu, tidak ada daerah, situs atau daya tarik lain bagi saya yang melampaui distrik Higashi Chaya. Higashi Chaya adalah distrik geisha dari Kanazawa yang telah meninggalkan tanda tak terhapuskan, baik pada hati maupun pikiran saya.

Sebatang pohon willow berdiri sendiri menyambut anda untuk memasuki abad ke-19. Jalan-jalan dari batu dan barisan rumah berkisi-kisi adalah situs yang menakjubkan untuk dilihat. Ada beberapa rumah bekas milik geisha yang bisa anda kunjungi dengan membayar biaya masuk.

Jika anda hanya akan mengunjungi satu rumah saja, tidak diragukan lagi itu haruslah rumah Ochaya Shima. Dengan membayar ¥ 400, anda dapat mengalami kondisi kehidupan rata-rata geisha selama periode itu. Rumah yang dianggap sebagai harta nasional ini terdiri dari dua lantai dengan tiga anak tangga. Menjadi sebuah fitur khas di waktu lampau, tujuannya adalah supaya tamu tidak akan bertabrakan satu sama lain ketika mereka datang dan pergi.

Berisikan tiga ruangan untuk menghibur di tiap lantai, setiap ruangan dibiarkan seperti pada awal digunakan. Di sana anda akan melihat beberapa instrumen, seni, perhiasan dan aksesoris terindah yang pernah digunakan oleh geisha yang tinggal di sana. Keberadaan mereka masih berasa, tertinggal di Ochaya Shima, baik itu sedang cemberut namun dengan menariknya tetap terlihat cantik.

Dengan biaya tambahan sebesar ¥ 400 anda dapat mengakhiri kunjungan anda dengan semangkuk matcha (teh hijau bubuk) dan manisan tradisional Jepang di area dapur. Dengan musik shamisen hasil rekaman dimainkan pelan di latar belakang, memungkinkan anda untuk lebih membenamkan diri dalam pikiran tentang apa yang mungkin telah terjadi di Ochaya Shima.

Distrik Higashi Chaya bukan hanya tempat yang bagus untuk dikunjungi, tetapi juga untuk menginap. Di sana ada Yougetsu, sebuah tempat yang tidak diiklankan, sekaligus juga sebuah tempat yang dilalui banyak orang setiap harinya. Sebuah rumah mantan geisha berusia hampir 200 tahun yang dibeli oleh satu pasangan dan diubah menjadi minshuku.

Dengan lima kamar di mana seseorang dapat tinggal denga hanya membayar 5.000 ¥ (tidak termasuk sarapan). Yougetsu bebas dari kenyamanan modern apapun (telepon, televisi, WiFi). Pemiliknya tidak berbicara bahasa Inggris tetapi mereka sangat akomodatif. Yougetsu tidak memiliki website. Untuk mendapatkan kamar di sini, pesanlah lewat telepon ke 0081-076-252-0497.

Jika anda memesan di muka, mintalah untuk tinggal di satu-satunya kamar yang menghadap jalan depan Higashi Chaya. Jika duduk di dekat jendela di malam hari, anda mungkin bisa mendengar suara geta yang dipakai oleh geisha di atas jalan berbatu bulat dalam perjalanan ke sebuah janji pertemuan. Ini mungkin bisa menjadi salah satu cara terdekat bagi seseorang untuk melakukan perjalanan waktu.

Beberapa kaki jauhnya, ada restoran Higashiyama yang didirikan pada tahun 1909. Setelah memasukinya, anda sekarang seolah diangkut ke awal abad ke-20. Ada pilihan bangku tempat duduk di bar bergaya lama atau chabu dai (meja rendah tradisional). Di sini juga, hanya sedikit yang berubah kecuali televisi modernnya.

Ini adalah tempat di mana anda akan menemukan penduduk setempat dan kelompok-kelompok kecil pemuda yang datang untuk menikmati makanan a la rumahan dan bir. Rekomendasi saya adalah kari Katsu, makanan Jepang yang menyenangkan yang dipersiapkan dengan cara otentik dengan pecahan telur di atasnya. Harga makanan di sini berkisar  dari ¥ 800 sampai 2.500 yen.

Karena ini adalah tempat bagi penduduk setempat, yakinlah bahwa kehadiran anda akan menyebabkan terhentinya percakapan dan tatapan penasaran akan diberikan pada anda ketika memasuki restoran. Tunggulah sebentar dan seseorang akan bertanya "dochira no kuni?" Perhatian semua orang termasuk staf akan tertuju pada anda. Santai saja dengan hal itu. Penduduk Kanazawa sangat santai dan anda akan dibuat merasa nyaman dalam waktu singkat.

Setelah segelas bir terakhir dan percakapan yang meringankan hati, saya kemudian keluar dari Higashiyama untuk menemukan pohon willow yang memanggil saya kembali ke abad ke-19. Saya berhenti dan menatapnya saat sinar bulan berkilauan pada cabang panjangnya yang terkulai, bergoyang dalam tiupan angin dingin bulan November.

Tersesat dalam keheranan, saya takjub dengan perubahan yang dialami, baik oleh bumi maupun individunya selama kurun waktu tersebut. Saya merasa sedang bersenang-senang dalam misteri sejarah dan membenamkan diri dalam sihirnya. Sihir itu adalah Kanazawa. Jadi, sampai saya kembali lagi dan saya harap anda juga!

Info lebih lanjut

Cari tahu tentang Higashi Chaya District.

Santy Tobing

Santy Tobing @santy.tobing

no one realizes how beautiful it is to travel until he comes home and rests his head on his old, familiar pillow.