Melihat ke bawah Ngarai Namekawa (Foto: )

Arungjeram tanpa perahu di Namakewa

Daun-daun musim gugur dan adegan dari film petualangan

Melihat ke bawah Ngarai Namekawa (Foto: )
Sari Musdar   - 4 min read

Suara gemericik air terjun semakin keras terdengar saat saya  melangkah menuju tepi tebing di cabang pohon, pengalaman memanjat pohon masa kecil saya bilang pohon ini terlalu ringkih untuk menahan berat badan saya. Air  terjun setinggi 105 meter itu jatuh ke dasar tebing.

Hidup saya sekarang bergantung pada harness, tali dan pemandu. Air terjun yang saya sangat bersemangat mendaftar untuk menuruninya bulan lalu itu lebih menakutkan daripada yang saya bayangkan. Titik penambatan kedua, kolam besar di tengah-tengah air terjun, terletak 50 meter di bawah dan dipisahkan dari saya dengan semburan air terjun, gelombang arus di sisi kanan air terjun. Berapa besar kekuatan dari air terjun ini ? Apakah saya harus bertekuk selama penyeberangan ini?

Pemandu saya memberi sinyal sudah waktunya untuk menuruni air terjun dan melangkah turun dari cabang pohon ke tempat selanjutnya. Canyoning adalah olahraga menuruni aliran air di gunung dan sungai (termasuk air terjun) tanpa perahu. Bagaimana melakukannya ? Dengan baju selam, sepatu panjat khusus, harness, tali, dan selembar terpal seperti plastik licin (disebut sebagai 'diaper') untuk meluncur ke bawah air terjun. Ya, meluncur di air terjun!

Kepala pemandu dan CEO Canyons Mike Harris, laki-laki Selandia Baru berambut keriting yang cukup bersemangat untuk membuat kaki basah, dan sebagian besar pemandu lainnya bertemu saya  dan canyoneer lainnya di pedalaman di Toge Station di Yamagata. Dengan biaya  ¥ 23.000 penyelenggara Tour menyediakan semua peralatan canyoning (pakaian selam, harness, tali, booties, jaket, pemandu), tenda, kantong tidur, alas tenda (untuk tour selanjutnya peserta ditempatkan di Onsen/ Pemandian Air Panas Ryokan yang sayangnya saat saya traveling sudah dipesan orang lain), makanan ringan, mie gelas dan permainan kartu.

Sarapan di restoran lokal keesokan harinya, dan bento untuk makan siang di sungai juga disediakan. Setelah  setengah perjalanan mendaki sekitar 60 menit, kami tiba di  titik perhentian pertama, kami disuguhkan  pemandangan Air Terjun Namekawa Otaki, hal penting dari Tour ini, dengan ketinggian 105 meter / 344 kaki (sekedar perbandingan, tinggi Niagara Falls 51 meter / 167 kaki) dan dikelilingi oleh tebing berbatu merah dan hutan yang menyala karena warna musim gugur kuning dan oranye.

Sebagian besar pengunjung datang ke tempat ini hanya untuk mengabadikan pemandangan di sini. Kami datang untuk meluncur di air terjun, dan kami termasuk kelompok pertama yang melakukannya!  Titik penempatan pertama juga titik meluncur pertama, berupa air terjun setinggi 3 meter yang mengalir di atas batu vulkanik merah.

Batu di Namekawa kesat dan tidak licin membuat meluncur di air terjun tantangan besar (perjalanan sebelumnya di batu halus dan licin), tapi meluncur ke dalam kolam biru jernih di dasar air terjun itu sungguh menyenangkan. Tidak terlalu jauh berbeda dengan menuruni air terjun. Setelah Tour canyoning,  berada di taman air sungguh menyenangkannya. Percaya deh omongan saya! 

Dua setengah jam perjalanan kami mencapai puncak Air Terjun Namekawa Otaki. Pemandangan dan gemuruh air terasa lebih dahsyat saat kita semakin dekat. Sebelum membuat turun kami istirahat untuk makan siang berupa  bento berisi Yonezawa Beef (daging sapi Kobe ala Yamagata) tepat di tepi air terjun setinggi 105 meter.

Menyeberang menuruni Namekawa Otaki nampaknya jauh lebih menakutkan daripada yang sebenarnya. Dua Pemandu mengarungi jeram ke kolam di tengah air terjun, melintas melalui anak air terjun yang arusnya cukup deras. Jeram berubah kabut dan tetes air. Deras, tapi tidak cukup untuk menggoyahkan kaki pendaki dari batu kasar di bawah, meskipun saya sesekali hanya melihat warna putih.

Pemandangan tebing dari air terjun merupakan pengalaman yang paling membuat hati saya meluap-luap. Menyadari, "Saya berdiri di tengah-tengah air terjun!" Juga hal yang menyenangkan kalau sekali-kali mencoba menyatu dengan air terjun. Gua di bagian bawah Air Terjun Namekawa Otaki bisa dijadikan tempat untuk foto bergaya ala film petualangan ala Hollywood yang klise di balik tirai air terjun. Saya sudah pernah berada di balik air terjun sebelumnya, tetapi pengalamannya tidak sehebat ini.

Dua jam lebih mendaki, berenang dan meluncur membawa kami ke ujung Ngarai (ketinggian ngarai 7 meter, air terjun sepanjang 30 meter untuk dituruni), dan sebelum akhir Tour, berendam di dalam air panas di Fukushimaya Ryokan (penginapan tua yang indah terbuat dari kayu di mana kita akan tinggal).

Canyoning tetap petualangan paling mengagumkan yang pernah saya alami, tetapi untuk menyelesaikan semua kegembiraan itu dengan duduk di pemandian terbuka sambil menikmati daun musim gugur, sungai dan hujan ...tidak ada kata-kata yang dapat melukiskannya!

Selamat jalan-jalan!

Sari Musdar

Sari Musdar @sari.musdar

HRD loves traveling, photography, writing and cat.  Winner of 1st PSA (Publisher Searching for Author), Author of best selling novel Cinderella In Paris & 3 other travelogue books, working on movie's script & next novel about Papua