Matsuyama dilihat dari kastil (Foto: / JT)

Matsuyama

Ibukota Perfektur Ehime

Matsuyama dilihat dari kastil (Foto: / JT)
Anonymous   - 4 min read

Matsuyama adalah ibukota perfektur Ehime dan merupakan kota terbesar di Shikoku. Memiliki arti nama “gunung pinus”. Matsuyama merupakan kota sibuk yang mempertahankan semangat gairah hidup meskipun dibayangi resesi panjang seperti kota-kota lain di Jepang. Matsuyama merasakan manfaat keberhasilan pimpinan dua walikota muda yang keduanya menaruh perhatian besar pada pariwisata. Kota memiliki bar dan restoran, menawarkan pilihan makanan dari seluruh dunia, sebagai tambahan makanan khas lokal seperti babi hutan dan ikan air tawar.

Matsuyama merupakan rumah dari Dogo Onsen, rumah mandi mata air panas tertua di Jepang. Dogo Onsen masuk dalam artikel Michelin Green Guide, dan menjadi inspirasi dari animasi besar yang sangat populer Spirited Away. Pemandangan favorit lain adalah Kastil Matsuyama yang terletak di atas sebuah bukit tepat di tengah kota dan memiliki arti penting. Kuil ke delapan dari delapan puluh delapan kuil ziarah Shikoku berlokasi di Matsuyama, dan peziarah yang berjalan menuju kuil menjadi pemandangan biasa. Kuil Buddha yang terkenal dan indah di Matsuyama termasuk Ishite-ji, Taisan-ji, dan Jodo-ji, semuanya berasal dari abad ke delapan. Ishite-ji merupakan tempat yang aneh, termasuk dari serangkaian terowongan yang menakjubkan dengan bukit sebagai latar belakangnya. Kuil terkenal dari kota ini termasuk Isaniwa Jinja dan Tsubaki Jinja.

Pada abad pertengahan, Matsuyama merupakan bagian dari Iyo-Matsuyama Domain, tanah perkebunan sebagai bagian dari pelayanan masa feodal provinsi Iyo termasuk didalamnya kota kastil, dengan desa Dogo Onsen hingga ke arah timur dan pelabuhan di arah barat dari Mitsuhama yang menghubungkan wilayah daratan Jepang dan Kyushu.

Penyair haiku Masaoka Shiki tinggal di Matsuyama. Rumah beliau, sekarang disebut sebagai Shiki-do, dan sebuah museum, Shiki Memorial Museum, menjadi atraksi menarik, dan menjadi alasan utama kota yang memiliki peran dalam pergerakan haiku internasional. Novel Botchan yang dikarang oleh Natsume Soseki juga berlatar belakang Matsuyama. Terlepas dari kenyataan bahwa Soseki mengolok-olok dialeknya, apapun yang berada di kota ini disebut dengan Botchan ini dan Botchan itu.

Matsuyama juga muncul dalam beberapa karya Shiba Ryotaro, terutama pada novel tahun 1969, Saka no Ue no Kumo (Awan di Atas Bukit). Hal inilah yang menjadi fokus utama dari penciptaan merek di bawah kepemimpinan walikota sebelumnya, yang menghasilkan drama panjang NHK yang diadaptasi dari novel tersebut, dan museum yang didisain oleh arsitek ternama Tadao Ando. Situs bersejarah lainnya yang layak untuk dilihat adalah Museum Itami Juzo yang didedikasikan kepada pengarah film terkenal.

Secara fisik, Matsuyama merupakan kota yang cukup terpadu. Pusat kota dilayani oleh sistem trem dengan trem indah dari tahun 50-an dan 60-an, begitu juga dengan replika kereta uap yang indah, Botchan Ressha. Kota dikelilingi dengan pegunungan dan penggabungan sejumlah bukit, membuatnya terlihat hijau, dan memiliki perasaan berada di pedesaan. Tidak jauh dari jangkauan kota terdapat beberapa pantai berpasir menghadap air laut dalam Seto yang tembus cahaya. Kota juga memiliki beberapa gedung tua yang telah ada sejak periode Meiji bahkan periode sebelumnya. Terdapat beberapa gedung bergaya yang dibuat oleh arsitek Shiciro Giko, termasuk Vila Bansuiso yang penuh warna.

Bandara Matsuyama memiliki penerbangan reguler menuju Tokyo, Osaka, dan kota-kota besar di Jepang lainnya, termasuk juga beberapa tujuan pilihan Asia termasuk Shanghai dan Seoul. Terdapat feri reguler menuju Hiroshima, termasuk feri ekspres yang hanya membutuhkan waktu satu jam. Feri malam menuju Kobe, Kokura, dan Kitakyushu.

Anonymous

Anonymous @rod.walters__archived

I was born in Bristol, England, and I came to Japan in 1991 … which means I’ve lived half my life in this island nation on the other side of the world. The theme of my career in Japan has been communication. I started as an English teacher, and moved into translation as I learned Japanese....