Foto:

Merayakan Musim Dingin di Akita

Tujuh festival untuk menceriakan wilayah salju Tohoku

Foto:
Vicky Amin   - 7 min read

Akita adalah salah satu destinasi utama di Jepang bagi siapapun yang ingin mencari objek wisata musim dingin. Dari resor ski hingga pemandian air panas yang menawan, prefektur ini sangat siap untuk menyambut para pencinta salju beragam gaya. Untuk pengalaman yang lebih berwarna di wilayah utara Jepang ini, cobalah kunjungi beberapa festival berikut:

Foto:

1. Monster Salju Moriyoshisan

Pertengahan Januari hingga Pertengahan Maret

Meski pegunungan Akita terkenal akan pengalaman hikingnya yang fantastis selama musim panas, Anda harus rela merasakan dinginnya musim dingin untuk melihat "monster salju" yang menyelimuti lereng pegunungan di wilayah ini, salah satunya di Moriyoshisan. Fenomena alam ini terjadi ketika salju dan es berakumulasi dan menumpuk di atas cabang-cabang pepohonan gunung, menghasilkan bentuk-bentuk yang terlihat seperti makhluk-makhluk ajaib. Tempat terbaik untuk melihat monster-monster salju ini adalah di atas gondola Ani yang melintas dari Stasiun Sanroku menuju Stasiun Sancho.

2. Festival Balon Kertas Kamihinokinai

10 Februari

Kota Semboku menyemarakkan langit musim dingin dengan pertunjukan balon-balon kertas buatan tangan. Balon-balon setinggi 8 meter ini didekorasi dengan gambar-gambar samurai dan figur-figur wanita cantik (Prefektur Akita terkenal akan bijin, atau wanita-wanita yang cantik), yang kebanyakan dibuat dengan gaya ukiyo-e, atau teknik melukis tradisional di atas papan kayu. Beberapa orang melampirkan permohonan mereka dalam balon, dengan harapan bahwa doa-doa mereka untuk kesehatan dan kesuksesan dapat terjawab. Festival ini diadakan tiap tahun pada tanggal 10 Februari pukul 6 sore.

Akses: 5 menit jalan kaki dari Stasiun Kamihinokinai di jalur Akita Nairiku

Foto:

3. Perang Kariwano

10 Februari

Festival berusia 500 tahun ini melibatkan satu kota Kariwano di Prefektur Akita. Para penduduk dibagi ke dalam dua regu - Merah dan Biru. Menurut mitos, kalau Biru menang, maka hasil panen padi tahun itu akan baik. Sedangkan kalau Merah berhasil, maka harga beras akan naik. Kompetisi dimulai dengan prosesi minum sake dan melakukan yel-yel yang berujung pada perang menarik-narik yang mirip adu tarik tambang, dengan tali yang dapat mencapai berat 10 ton. Festival ini diadakan secara tahunan pada tanggal 10 Februari, mulai pukul 7 malam.

Akses: 3 menit jalan kaki dari Stasiun Kariwano

Foto:

4. Yokote Kamakura

14 - 16 Februari

Kamakura adalah pondok-pondok salju yang menyerupai igloo, dibangun tiap tahun selama empat abad terakhir dari tumpahan salju yang melimpah-ruah di wilayah ini. Pondok-pondok ini, yang dapat menjulang setinggi dua meter, menyambut tamu-tamu di dalam untuk menikmati mochi bakar dan secangkir amazake hangat. Kota ini juga menciptakan kamakura kecil yang berfungsi sebagai penerangan yang dibangun di pusat kota Yokote, di jalan-jalan yang mengarah ke istana.

Akses: 10 menit jalan kaki dari Stasiun Yokote, 10 menit berkendara dari persimpangan Yokote

Foto:

5. Hiburi Kamakura

13 - 14 Februari

Hiburi Kamakura di kota samurai Kakunodate ini memiliki persamaan dengan festival kamakura di Yokote. Namun bedanya, festival yang satu ini menampilkan elemen berapi juga. Pertunjukan api berputar ini, di mana berbal-bal jerami ditempelkan ke tali dinyalakan dan diputar-putar ke atas, berawal dari sebuah ritual penyucian dan dikatakan dapat menghilangkan nasib buruk. Festival ini diadakan tiap tahun pada tanggal 13 dan 14 Februari untuk menyambut Tahun Baru Imlek.

Akses: 10 menit jalan kaki dari Stasiun Kakunodate

Foto:

6. Hiburi Kamakura

11 - 12 Februari

Tiap musim dingin pada minggu kedua Februari, kota Yuzawa akan diambil alih oleh para anjing yang terbuat dari salju. Tradisi ini bermula 300 tahun lalu pada Zaman Edo, ketika para penduduk menempatkan patung anjing yang terbuat dari mochi di luar tempat usaha mereka untuk mengusir pencuri. Hari ini, patung-patungnya terbuat dari salju dan dipercaya bukan hanya dapat melindungi siapapun dari nasib buruk saja, tetapi juga dapat mendatangkan hasil panen yang sukses. Kembang api, permainan, serta pertunjukan budaya akan hadir pula dalam festival ini.

Akses: 5 menit jalan kaki dari Stasiun Yuzawa, 7 menit berkendara dari persimpangan Yuzawa

Foto:

7. Namahage Sedo Matsuri

11 - 12 Februari

Semenanjung Oga di Akita dipenuhi dengan legenda namahage, iblis yang memegang peranan penting dalam ritual Tahun Baru dan ritual pensucian di wilayah ini. Pada tengah musim dingin, kota-kota di semenanjung ini akan merayakan Namahage Sedo Matsuri, di mana terdapat beberapa kelompok lelaki muda berkostum dan bertopeng iblis mengadu nasib ke pegunungan, selagi menari dan menabuh genderang, sementara ritual Tahun Baru dilakukan di panggung Kuil Shinzan di bawah. Perayaan ini akan berakhir dengan kembalinya namahage, yang turun dari gunung membawa obor api. Namahage Sedo Matsuri diadakan setiap tahun pada akhir pekan kedua Februari.

Akses: 15 menit berkendara dari Stasiun Oga, 40 menit dengan bus dari Stasiun Hadachi

Bagi Anda yang tertarik mempelajari tentang Prefektur Akita dan festival-festival ini, silakan kunjungi situs resmi mereka di Akita Fan. Dapatkan informasi berguna mengenai akses taksi dari bandara Akita di situs Akita Airportliner.

Vicky Amin

Vicky Amin @vicky.amin632

A traveler, budding travel writer, and amateur author. Writing is my way to redo my amazing journey all over again. I started "Cheating the World" project and with it, I've made two of my annual trips in a form of a book: "Cheating Southern Vietnam", and "Cheating Hong Kong & Macau" (still in Ba...