Pernak-pernik yang menghias tempat makan sederhana (Foto: )

Kedai Mie di Ryokan Yamaya

Rasa khas Akita di dekat Stasiun Kakunodate

Pernak-pernik yang menghias tempat makan sederhana (Foto: )
Odilia Sindy Okinawati   - 3 min read

Kakunodate juga dikenal sebagai "Kyoto Kecil" di Prefektur Akita yang terletak di Jepang bagian utara, atau Tohoku. Ini adalah sebuah tujuan wisata yang menyenangkan yang bisa diakses baik dari Tokyo maupun Sendai, di mana Anda bisa melihat rumah-rumah samurai dengan arsitektur khas tradisional Jepang dan suasana desa yang mengagumkan.

Terdapat beberapai kafe Jepang dan tempat makan yang cukup dominan di stasiun kereta, sedangkan kota tua berjarak sekitar dua puluh menit dengan berjalan kaki. Saya menyarankan Anda untuk menyewa sepeda di dekat loket informasi yang akan membuat perjalanan Anda lebih menyenangkan karena jalanan kota ini cukup datar dan tidak terlalu ramai.

Sebagai sebuah kota kecil di pinggiran Tohoku, frekuensi kereta yang beroperasi tidaklah banyak. Hanya ada sedikit jalur, di mana trek yang ada dibagi antara jalur Shinkansen dan kereta lokal (kereta berikutnya baru akan datang dalam 59 menit). Itu berarti, Anda bisa menunggu kereta sembali mencari makanan.

Hanya satu menit berjalan kaki dari pintu keluar bagian barat stasiun, di seberang taman kota, terdapat Kedai Mie Ryokan Yamaya yang berada dalam sebuah bangunan dengan warna krem. Tidak ada papan dengan Bahasa Inggris baik di luar maupun di dalamnya, jadi Anda perlu mempelajari peta dan gambar di dalam artikel ini untuk mengetahui cara menuju ke sini.

Kedai yang dikelola oleh keluarga ini menyajikan hidangan khas Akita dengan tatanan sederhana yang terlihat seperti dapur di rumah ketimbang kedai makan. Dari hiasan dinding hingga meja kayu persegi warna kuning terangnya, tempat ini sesuai untuk pengunjung segala kelas dan usia.

Apabila Anda lapar, hidangan khas Akita yang menjadi ikon di sini adalah Set Kiritanpo seharga ¥1,959. Ini adalah cara yang unik untuk mencoba menu Akita yang terkenal, nasi komachi dalam stik. Saya mencoba makanan lokal yang juga menjadi ikon Akita, yakni Udon Inaniwa seharga ¥950. Hingga era modern pada abad 19 akhir, Udon Inaniwa masih tergolong langka, dan hanya dikonsumsi oleh keluarga istana dan cukup sulit ditemukan di pasar. Bentuk segi empatnya yang pipih mirip dengan mie pho Vietnam. Pada saat musim panas, para penduduk lokal menyantapnya secara dingin. Karena didinginkan dengan menggunakan es, rasanya sedikit berubah jadi agak membosankan. Rahasia dari hidangan ini terletak pada kuahnya. Cobalah udon yang disajikan panas dengan kaldu ayam lokal yang disebut Hinaijidori. Selain itu, mereka juga menyediakan ramen (¥600) dan Udon Nabeyaki (¥800) yang enak. Menu minuman yang tersedia adalah jus jeruk, teh oolong, kopi, sake, dan bir yang dijual seharga ¥300 hingga ¥900.

Meskipun Anda bisa menemukan makanan dengan harga yang lebih murah di kedai waralaba atau take away shop, kedai ini cocok untuk menikmati makanan rumahan dengan harga yang terjangkau. Harganya akan lebih murah bila Anda tinggal di ryokan, karena dengan harga ¥10,500 semalam Anda bisa menginap semalam lengkap dengan set makan pagi dan malam.

Odilia Sindy Okinawati

Odilia Sindy Okinawati @odilia.djoenar

Travel is my soul!